Desa : Unsur, Perkembangan, Fungsi dan Bentuknya
Menurut Daldjoeni (1998), wilayah desa memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
- Perbandingan antara luas lahan dengan manusia cukup besar
- Lapangan kerja yang dominan tersedia adalah agraris
- Hubungan antar warga desa sangat akrab
- Penduduk masih bersifat tradisional
Potensi Desa
- Tanah
- Air
- Iklim
- Hewan ternak
- Manusia
b. Potensi nonfisik desa
- Budaya gotong royong
- Lembaga – lembaga social
- Aparatur desa
Perkembangan Desa
Berdasarkan tahap perkembangannya, desa dibedakan dibedakan menjadi
tiga, yaitu desa swadaya (tradisional), desa swakarya (transisi), dan
desa swasembada (berkembang/maju).
a. Desa swadaya (desa tradisional)
Desa swadaya adalah desa yang pola kehidupannya masih bersifat
tradisional. Ciri – ciri desa swadaya antara lain sebagai berikut:
- Jenis mata pencaharian penduduk pada umumnya sejenis (homogen) dan hasilnya hanya untuk kebutuhan rumah tangga sendiri
- Adat istiadat masih bersifat mengikat terhadap kehidupan manusia
- Hubungan antar masyarakat terjalin sangat erat dan pengawasan sosialnya menjadi tanggung jawab keluarga
- Perangkat yang digunakan masih sangat sederhana sehingga tidak menunjang produktifitas
- Sarana dan prasarana kehidupan masih sangat kurang
b. Desa swakarya (desa transisi)
Desa swakarya adalah desa yang sedang mengalami transisi, yaitu
perubahan dari desa swadaya ke desa swasembada. Ciri – ciri desa
swakarya antara lain sebagai berikut:
- Jenis mata pencaharian mulai ada penambahan sehingga menjadi bermacam-macam (heterogen)
- Adat istiadat mulai mendapat pengaruh dari luar sehingga mempengaruhi pola berpikir
- Teknologi sederhana mulai muncul sehingga meningkatkan produktifitas
- Sarana dan prasarana kehidupan mulai ada peningkatan
c. Desa Swasembada (desa berkembang/maju)
Desa swasembada adalah desa yang telah mengalami banyak kemajuan
disetiap bidang. Ciri – ciri desa swasembada antara lain sebagai
berikut:
- Adat istiadat sudah tidak mengikat lagi terhadap kehidupan manusia
- Hubungan antarmasyarakat bersifat rasional
- Mata pencaharian penduduk sangat beraneka ragam
- Adanya teknologi modern yang dapat mendorong peningkatan produktifitas
- Sarana dan prasarana sudah mulai lengkap
Fungsi Desa
- Desa sebagai sumber pangan, desa merupakan daerah pendukung (hinterland) yang berfungsi menyediakan kebutuhan pokok bagi kota
- Desa sebagai sumber ekonomi (bahan mentah dan tenaga kerja)
- Desa sebagai mitra pembangunan wilayah kota
Persebaran Desa
Bentuk dan Pola Desa
Bentuk dan pola desa tersebar pada umumnya terdapat di daerah berlereng. Hal itu dikarenakan penduduk berusaha mencari tempat yang datar atau rata untuk mendirikan rumah mereka. Bentuk dan pola menyebar juga terdapat di daerah kapur (karst). Hal itu terjadi karena di daerah karst lebih di dominasi batuan kapur dari pada tanah, oleh karena itu penduduk akan mencari lahan yang didominasi tanah.
b. Bentuk Desa Memanjang / menyusur sepanjang pantai/sungai
Bentuk dan pola desa memanjang biasanya terdapat di pinggir sungai atau pantai.
c. Bentuk Desa Mengelompok/Memusat
Desa memusat |
Bentuk dan pola desa mengelompok umumnya terjadi karena penduduk mencari sumber – sumber tertentu, misalnya tanah yang subur dan sumber air.
- Pola desa memanjang jalan
- Pola desa memanjang sungai
- Pola desa radial (terdapat di daerah lereng gunung)
- Pola desa tersebar (terdapat di daerah karst/kapur atau terdapat di daerah berlereng)
- Pola desa memanjang pantai
-
Pola desa memanjang dan sejajar rel kereta api
Tata Ruang Wilayah Desa
Posting Komentar untuk "Desa : Unsur, Perkembangan, Fungsi dan Bentuknya"