Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

TEORI LEMPENG TEKTONIK

Tuzo Wilson

A. Penjelasan

Pada permulaan tahun 1963 seorang ilmuwan Kanada bernama J. Tuzo Wilson menulis kertas kerja yang isinya membuka pemikiran dalam ilmu geologi dan menghasilkan suatu tulisan mutakir yang disebut teori “Tektonik Lempeng”. Teori ini didasarkan pada hasil penelitian geofisika di daerah samudra.

Konsep ini menyatakan bahwa kerak bumi atau litosfer terdiri atas 6 atau 7 buah lempeng raksasa/besar, dengan ketebalan antara 75-125 km, dan ditambah lebih kurang 20 buah lempeng yang lebih kecil. Keadaan ini dapat diperagakan dengan membayangkan bumi sebagai sebuah telur besar yang kulitnya telah retak ke dalam 6 dan 7 bagian besar dengan kurang lebih 20 bagian kecil, tetapi belum hancur terpisah-pisah. Lempeng-lempeng besar tersebut adalah lempeng Eurasia, Afrika, Amerika, Pasifik, Indo-Australia dan lempeng Antartika. Lempeng-lempeng yang lain yang lebih kecil dapat di lihat pada gambar berikut.


Semua lempeng litosfer ini bergerak, mengapung di atas lapisan kenyal yang disebut Astenosfer, dengan kecepatan paling sedikit 10 cm per tahun.

Sampai sekarang masih banyak dugaan mengenai tenaga penyebab Gerakan lempeng-lempeng, namun dugaan utama penyebabnya adalah aliran dalam bahan plastis (kenyal) yang panas, dan magma cair yang bergerak ke atas dan ke arah luar di dalam Astenosfer (aliran/arus konveksi) dan keluar di mid-oceanic ridge yang kemudian menyebar ke kedua sisinya.

Batas antara lempeng-lempeng itu merupakan tempat dimana terdapat daerah-daerah bergema, orogen dan tektonik yang paling aktif. Batas-batas tersebut dapat berupa:

  • Pematang Samudra (mid-oceanic ridges), merupakan daerah pusat penyebaran (divergent). Di sini terjadi pembentukan lempeng-lempeng baru dan kemudian masing-masing bergerak saling menjauh dari poros pematang ke arah yang berlawanan.
  • Sesar-sesar mendatar (transform faults), di mana dua lempeng saling berpapasan (shear),
  • Palung-palung laut dalam, di mana dua lempeng saling bertemu atau bertumbukan (convergent) yang disertai oleh gejala-gejala penghancuran lempeng (terjadinya patahan).

Pada bentuk batas convergent, bila dua lempeng yang sifatnya berbeda saling bertumbukan, maka salah satu lempeng akan ditekuk dan didesak ke bawah dan masuk menuju ke dalam melalui suatu jalur bergempa yang arahnya miring. Jalur bergempa ini disebut”Zone Beniof”, sedangkan batas dimana lempeng ini bergerak ke bawah tepi benua disebut”subduksi” (subdiction) atau jalur penunjaman.

Di daerah subduksi di samping pusat gempa bumi juga merupakan pusat aktivitas gunung api. Gempa bumi terjadi akibat dari tekanan yang ditimbulkan karena lempengan tektonik menjadi melengkung dan arahnya dibelokkan ketika berjalan ke bawah.

Apabila sebagian dari lempeng tiba-tiba patah atau hancur pada kedalaman antara 100-700 km di bawah permukaan bumi, juga dapat menyebabkan terjadinya gempa bumi. Sedangkan aktivitas gunung api disebabkan oleh adanya tenaga yang dihasilkan ketika batu-batuan dari lempeng samudra mencair. Cairan ini kemudian melepaskan tekanan yang begitu besar, sehingga dapat mendorong batuan yang mencair ini ke atas.

Ada di beberapa tempat dimana lempeng benua saling bertumbukan, sehingga membentuk pegunungan. Contohnya gerakan ke utara sub benua India bertumbukan dengan benua Asia dan terbentuk pegunungan Himalaya.

Daerah convergent merupakan suatu jalur dimana terdapat kegiatan orogen yang meliputi gejala-gejala sebagai berikut:

  1. Konsumsi lempeng
  2. Pertumbukan benua
  3. Pengerutan lapisan-lapisan
  4. Penebalan kerak bumi dan pembubungan isostansi, bersama-sama dengan kegiatan magmatic

Oleh sebab itu kegiatan gunung api terjadinya sesar, gempa bumi, dan pembentukan pegunungan merupakan gejala yang saling terkait.

Kepulauan Indonesia berdasarkan teori tektonik lempeng merupakan pertemuan tiga buah lempeng yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia dari arah selatan, dan lempeng Pasifik dari arah timur. Kedua lempeng tadi bertemu dengan lempeng Eurasia di Indonesia. Akibat pertemuan ketiga lempeng tersebut menimbulkan gangguan pada kerak bumi berupa patahan, sesar, retakan dan lain-lain. Di bagian kerak bumi yang rusak, memungkinkan magma mengalir masuk menerobos lapisan kerak bumi, akan terbentuk suatu gunung api. Penyebaran gunung api di Indonesia terletak pada satu jalur, yang mempunyai kaitan dengan Gerakan lempeng tersebut.

Di Indonesia terdapat 3 jalur gunung api, yaitu:

  1. Jalur yang menyebar dari ujung Sumatra, lewat Jawa, beberapa Pulau Nusa Tenggara, menuju  Pulau Banda
  2. Jalur yang meliputi ujung utara Sulawesi dan Kepulauan Sangihe
  3. Jalur yang meliputi beberapa pulau sebelah barat Halmahera dan pulau Halmahera.

Gunung Una-una di teluk Gorontalo merupakan gunung api yang terisolir letaknya. Dengan demikian tidak mengherankan jika Kepulauan Indonesia merupakan daerah gunung api teraktif di dunia, dan merupakan daerah gempa bumi serta daerah pembentukan pegunungan.

 

 

Joko Sunaryanto
Joko Sunaryanto Jangan lupakan jati dirimu. "Sangkan paraning dumadi"

2 komentar untuk "TEORI LEMPENG TEKTONIK"