Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Ras di dunia: Pengertian, Klasifikasi dan Cirinya serta Faktor Pembentuknya

Pengertian 

Ras adalah kategori untuk sekelompok individu/manusia yang secara turun-temurun memiliki ciri fisik dan ciri biologis yang sama. 
 
Ras di dunia
Suku Asmat

Dalam klasifikasi mahluk hidup, sekelompok manusia merupakan satu spesies, yaitu homo sapiens. Kelompok manusia yang satu spesies tersebut secara biologis dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok yang lebih kecil (genus), inilah yang disebut ras.

Di bawah ini macam-macam pengertian ras menurut para ahli :

1) Banton (1967), ras merupakan suatu tanda peran, perbedaan fisik yang dijadikan dasar untuk menetapkan peran yang berbeda-beda. Pengertian ras ini menyangkut aspek biologis (ciri fisik, warna kulit, bentuk tubuh, dll) dan aspek social (menyangkut peran dan kebiasaan yang dilakukan).

2) Grosse, ras adalah segolongan manusia yang merupakan suatu kesatuan karena memiliki kesamaan sifat jasmani dan rohani yang diturunkan, sehingga dapat di bedakan dari kesatuan yang lain.

3) Kohlbrugge, ras adalah segolongan manusia yang memiliki kesamaan ciri-ciri jasmani karena diturunkan, sedangkan ciri-ciri kerohaniannya tidak diperhitungkan.

4) Haldane, ras adalah “a group which shares in comman a certain set of innate physical characters and a geographical origin within a certain area’s".

5) Dunn dan Dobzhansky, ras bukanlah pengklasifikasian manusia berdasarkan budaya atau komunitas tempat berkembangbiak melainkan atas dasar biologis. 

Ilmu yang mempelajari ciri-ciri morfologis manusia untuk kepentingan pengklasifikasian ras dikenal dengan antropometri

Ciri biologis atau morfologis, meliputi ciri kuantitatif (ukuran badan, bentuk kepala, dan bentuk hidung) dan kualitatif (warna kulit, jenis rambut, dan warna mata).

Berdasarkan ciri-ciri biologis menurut Dunn dan Dobzhansky, A. L. Kroeber membagi klasifikasi ras manusia di dunia ke dalam 5 bagian umum, sebagai berikut :

1) Ras Kaukasoid
Ras Kaukasoid adalah penduduk asli wilayah Eropa, sebagian Asia dan Afrika. Ras ini dibagi lagi menjadi subras, antara lain :

  • Nordic (Eropa Utara, sekitar Laut Baltik)
  • Alpine (Eropa Tengah dan Eropa Timur)
  • Mediteranian (sekitar Laut Tengah, Afrika Utara, Armenia, Arab dan Iran)
  • Indic (Pakistan, India, Banglades, dan Srilangka)

Ras Kaukasoid
Figur

Anggota ras Kaukasoid biasa disebut "berkulit putih", namun ini tidak selalu benar. Oleh beberapa pakar misalkan orang Ethiopia dan orang Somalia dianggap termasuk ras Kaukasoid, meski mereka berambut keriting dan berkulit hitam, mirip dengan anggota ras Negroid. Namun mereka tengkoraknya lebih mirip tengkorak anggota ras Kaukasoid.

2) Ras Mongoloid
Ras Mongoloid yaitu penduduk asli wilayah Asia, dan Amerika. Ras ini dibagi lagi menjadi subras, antara lain :

  • Asiatik Mongoloid (Asia Utara, Asia Tengah, Asia Timur)
  • Malayan Mongoloid (Asia Tenggara, Asia Timur, dan Asia Tengah)
  • American Mongoloid (Penduduk Asli Amerika)

Nama ras Mongoloid diambil dari nama negara Mongolia dan diberikan oleh orang Eropa karena kontak mereka dengan anggota ras ini terutama berkaitan dengan orang Mongolia. Namun ironisnya dewasa ini setelah diteliti oleh para pakar orang-orang Mongolia ternyata orang-orang Mongolia adalah anggota ras yang memiliki ciri-ciri khas utama ras ini yang paling sedikit.
Anggota ras Mongoloid biasa disebut "berkulit kuning", namun ini tidak selalu benar. Misalkan orang Indian di Amerika dianggap berkulit merah dan orang Asia Tenggara seringkali berkulit coklat muda sampai coklat gelap.

Ras Mongoloid
Figur

Ciri khas utama anggota ras ini ialah rambut berwarna hitam yang lurus, bercak mongol pada saat lahir dan lipatan pada mata yang seringkali disebut mata sipit. Selain itu anggota ras manusia ini seringkali lebih kecil dan pendek daripada ras Kaukasoid.

3) Ras Negroid
Ras Negroid adalah penduduk asli wilayah Afrika dan sebagian wilayah Asia. Ras ini dibagi lagi menjadi subras, antara lain :

  • Afrikan Negroid (Benua Afrika)
  • Negrito (Afrika Tengah, Semenanjung Malaya yang di kenal dengan orang Semang, Filipina )
  • Melanesia (Papua, Melanesia)

Ras Negroid
Figur
Ciri khas utama anggota ras negroid ini ialah kulit yang berwarna hitam dan rambut keriting. Meski begitu anggota ras Australoid, meski berkulit hitam dan berambut keriting tidaklah termasuk ras manusia ini.

4) Ras Australoid
Ras Australoid adalah nama ras manusia yang tinggal di bagian selatan India, Sri Lanka, beberapa kelompok di Asia Tenggara, Papua, kepulauan Melanesia dan Australia.
Untuk kelompok di Asia Tenggara, orang Asli di Malaysia dan orang Negrito di Filipina termasuk ras ini.
Ciri khas utama ras ini ialah bahwa mereka berambut keriting hitam dan berkulit hitam. Namun beberapa anggota ras ini di Australia berambut pirang dan rambutnya tidaklah keriting melainkan lurus. Selain itu beberapa orang Asli di Malaysia kulitnya juga tidak selalu hitam dan bahkan menjurus putih.

Suku yang termasuk dalam ras Australoid :

  • Suku Aborigin Australia
  • Orang Asli
  • Negrito
  • Dravida
  • Suku Veddah

Ras Australoid
Ras Australoid

5) Ras-ras Khusus
Ras-ras khusus merupakan ras yang tidak dapat diklasifikasikan dalam keempat ras di atas, ras khusus ini antara lain :

  • Bushman (penduduk asli Gurun Kalahari-Afrika Selatan)
  • Weddoid (penduduk asli pedalaman Srilangka, dan Sulawesi Selatan)
  • Australoid (suku Aborigin-Penduduk asli Australia)
  • Polynesia (Kepulauan Mikronesia dan Polynesia)
  • Ainu (penduduk asli Pulau Karafuto dan Hokkaido-Jepang)

Ras Khusus
Figur
Dari warna kulit, kita orang Indonesia dikenal sebagai penduduk yang memiliki warna kulit sawo matang. Sebenarnya berdasar warna kulit, penduduk Indonesia dapat dirinci dalam beberapa bagian, yaitu :

1. Papua Melanozoid : berkulit hitam dan berbibir tebal. Orang kulit hitam di Indonesia disetai ciri khas rambut gimbal dan ikal bergelombang kecil, misalnya penduduk asli Papua, Pulau Aru dan Pulau Kai.

2. Negroid : berkulit hitam, bentuk tubuh kecil dan berambut keriting. Perbedaan dengan Papua Melanozoid, yaitu bahwa orang Negroid berbadan relatif lebih kecil. Mereka kebanyakan tinggal di wilayah Semenanjung Malaka (Suku Semang).

3. Weddoid : berkulit sawo matang, bentuk tubuhnya kecil, dan rambutnya bergelombang. Sifat mereka mempunyai kesamaan dengan Bangsa Weda di Srilanka. Mereka ada beberapa suku seperti Suku Sakai (di Siak- Riau), Suku Kubu (Jambi), Suku Tomuna (Sulawesi).

4. Melayu Mongoloid : berkulit hitam sampai kekuning-kuningan, berambut lurus atau ikal, dan muka agak bulat. Golongan terakhir adalah golongan terbesar dari seluruh penduduk Indonesia. Dan mereka dianggap sebagai cikal-bakal yang melahirkan generasi bangsa Indonesia. Golongan ini dibagi menjadi dua, yaitu : Melayu Tua, dan Melayu Muda. Melayu Tua (Protro Melayu) seperti; Suku Batak, Toraja, Dayak, dan sebagainya. Sedangkan Melayu Muda (Deutro Melayu), seperti; suku Jawa, Sunda, Bali, Madura, Bugis dan sebagainya.

2. Faktor Pembentuk Ras
a) Mutasi, yaitu perubahan secara cepat yang terjadi di dalam gen-gen manusia, misalnya : jika orang tua berambut lurus, maka anak-anaknya berambut bargelombang.
b) Seleksi disebut juga Natural Scening atau natural selection yang artinya penyaringan. Misalnya di Benua Eropa warna kulit putih yang dominan sehingga setiap kali terjadi mutasi yaitu lahir anak berkulit agak gelap (Darkish), ia akan mati/lenyap dan dikatakan karena seleksi alam.
c) Adaptasi, yaitu menyesuaikan diri dengan keadaan alam disekelilingnya. Pengaruh lingkungan ini akan menimbulkan faktor yang penting terhadap pertumbuhan badan manusia. Unsur-unsur dari lingkungan alam terutama iklim, tumbuhan, dan hewan.
d) Isolasi merupakan pemencilan. Bila sifat-sifat ras yang diperoleh melalui mutasi, seleksi, dan adaptasi yang diturunkan dan diwariskan kepada generasi berikutnya ini disebabkan karena isolasi.
e) Migrasi adalah perpindahan. Banyak ras yang meninggalkan wilayah asalnya, kemudian ras tersebut bertemu dengan ras-ras lain/lingkungan alam baik yang sama maupun berbeda dengan lingkungan asal. Percampuran dengan ras-ras lain/lingkungan baru tersebut dapat menimbulkan sifat-sifat atau ciri-ciri jasmani baru, sehingga akhirnya akan terbentuk ras yang baru.

3. Pengaruh, Penghalang, dan Isolasi Geografi terhadap Persebaran Ras

a. Pengaruh Geografi Terhadap Ras
Geografi memberikan pengaruh yang penting terhadap seluk-beluk persebaran makhluk hidup (tumbuhan, hewan, dan manusia). Boyd, dalam bukunya menjelaskan bahwa pengaruh geografi terhadap persebaran ras manusia melalui 3 cara, yaitu :

  1. Pengaruh dari penghalang geografis (geographical barriers), seperti deretan pegunungan, samudera, kawasan gurun dan wilayah kutub.
  2. Pengaruh geografis secara tidak langsung melalui bekerjanya iklim. Iklim berpengaruh terhadap proses evolusi manusia di kawasan tertentu.
  3. Pengaruh geografis melalui unsur-unsur kimiawi yang dominan dalam tanah dan adanya berbagai variasi lahan.

b. Penghalang dan Isolasi Geografi terhadap Persebaran Ras

1) Penghalang Geografis (geographical barriers)
Hukley menjelaskan bahwa penghalang dapat menimbulkan isolasi atau pemisah geografis yang sekaligus mengakibatkan pemencilan secara ekologis. Penghalang geografis yang kecil/sempit sudah cukup mampu untuk mengatasi spesies tertentu, hal ini nampak pada dunia hewan dan tumbuhan di wilayah yang bersangkutan.

Efek lain dari barriers adalah melemahnya tekanan seleksi alam. Bila suatu dari dua kelompok jumlah individunya kecil sehingga tidak mampu bersaing melawan kelompok lain yang jumlah individunya lebih besar, maka tekanannya seleksinya tidak intensif.

Dalam sejarah umat manusia, pada mulanya manusia sulit mengatasi penghalang yang dihadapi, namun akhirnya mampu mengatasi. Hal ini berkaitan dengan ditemukannya berturut-turut api, pakaian, busur dan panah, kano (perahu kecil), perahu, kapal, dan akhirnya kapal terbang.

Cara Menembus Suatu Barriers :

  • Jika penghalangnya berupa perairan yang luas, maka titik penembus untuk memasuki wilayah diseberangnya tidak teratur/acakan/sulit sekali. Maka dapat dilakukan pendaratan di lokasi-lokasi yang aman, misalnya : teluk, pelabuhan, dsb. Pada umumnya orang cenderung menyukai pendaratan yang tempatnya tidak jauh dari tempat pemberangkatan.
  • Jika barriernya berupa pegunungan, maka tempat penerobosan masuknya lewat suatu lembah atau sela dari pegunungan tersebut.
  • Jika barriernya berupa gurun, maka lokasi penembusnya dipilih di dekat persediaan air/jalan yang dilalui kafilah.

2) Pengaruh Iklim

Hukum Bergman, menyatakan bahwa semakin panasnya wilayah geografisnya maka semakin kecil bentuk ras-ras dari suatu spesies, sebaliknya di wilayah geografis yang lebih dingin ras-ras yang ada lebih besar ukuran tubuhnya.

Hukum Allen, menyatakan bahwa adanya korelasi positif antara panjang anggota badan dengan suhu wilayah.

Sedangkan berdasarkan Hukum Gloger, hadirnya melanin di wilayah beriklim panas adalah yang terbesar. Adapun phaemelanin yang kemerah-merahan dan kuning kecoklatan terdapat di wilayah arid/kering sedang di situ eumelanin yang kehitam-hitaman paling jarang. Hukumnya adalah semakin dingin iklim suatu wilayah semakin berkurang phaemelanin, dan di wilayah yang iklimnya ekstrim dingin phaemelanin habis sehingga nampak keputih-putihan.

3) Pengaruh Tanah

Tanah berpengaruh terhadap warna kulit, ada kecenderungan spesies dari ras-ras tertentu yang menghuni tanah bekas aliran lava, berkulit lebih gelap jika dibandingkan dengan spesies yang menempati wilayah yang bertopografi bukit-bukit pasir. Melalui kandungan mineral pada tanah, yaitu dari kenampakan tanaman tertentu dapat diketahui kaya atau miskinnya tanah di bawahnya akan unsur kalsium.

Determinisme lingkungan, juga dikenal sebagai determinisme iklim atau determinisme geografi adalah pandangan bahwa lingkungan fisik, bukannya kondisi sosial yang menentukan kebudayaan. 

Penganut pandangan ini mengatakan bahwa manusia ditentukan oleh hubungan stimulus dan respon (hubungan lingkungan-perilaku) dan tidak bisa menyimpang dari hal itu. 

Argumen dasar dari penganut determinisme lingkungan adalah bahwa aspek teori dari Griffith Taylor mengenai ras manusia itu dari geografi fisik, khususnya iklim, memengaruhi pemikiran individu, yang pada gilirannya akan menentukan perilaku dan budaya yang dibangun oleh individu tersebut. Sebagai contoh, iklim tropis dikatakan menyebabkan kemalasan dan sikap santai, sementara seringnya perubahan cuaca di daerah sub-tropis cenderung membuat etos kerja yang lebih bersemangat. Karena pengaruh lingkungan ini secara lambat laun memengaruhi kondisi biologis manusia, maka perlu untuk merunut migrasi dari kelompok untuk melihat kondisi lingkungan tempat mereka berevolusi.


Joko Sunaryanto
Joko Sunaryanto Jangan lupakan jati dirimu. "Sangkan paraning dumadi"

Posting Komentar untuk "Ras di dunia: Pengertian, Klasifikasi dan Cirinya serta Faktor Pembentuknya"