Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Pulau Jawa : Kondisi Geografis, Bentang Alam dan Penduduknya

Jawa atau Java merupakan satu dari 5 pulau besar di Indonesia. Jawa menempati posisi ke-4 sebagai pulau terbesar di Indonesia, namun populasinya justru yang terpadat, yakni setengah lebih dari populasi Negara Indonesia.

Gunung Bromo di Pulau Jawa
Bromo
Sejarah Terbentuknya 

Pulau Jawa mulai terbentuk pada periode Oligosen dan Miosen. Oligosen menunjuk pada skala waktu geologi sekitar 34 hingga 23 juta tahun yang lalu. Sedangkan, Miosen menunjuk pada skala waktu geologi sekitar 23,03 hingga 5,332 juta tahun yang lalu. Para ahli mengatakan bahwa Pulau Jawa terbentuk akibat adanya aktivitas vulkanik tektonik secara bertahap dari tahun ke tahun.

Kondisi Geografis 

Luas Pulau Jawa sekitar 126.700 km persegi yang terbagi dalam enam provinsi, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur dan Banten. Pulau Jawa berbatasan dengan sejumlah lautan. 

Adapun, batas laut Pulau Jawa, yaitu sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia, sebelah utara dengan Laut Jawa, sebelah barat berbatasan dengan Selat Sunda, dan sebelah timur berbatasan dengan Selat Bali. 

Pulau Jawa terletak di antara 7°50′10″ - 7°56′41″ Lintang Selatan (LS) dan 113°48′10″ - 113°48′26″ Bujur Timur (BT).

Jawa
Pulau Jawa
Bentang Alam Pulau Jawa

Bentang alam atau relief Pulau Jawa dibagi menjadi 3 zona, adalah Area selatan, zona tengah serta zona utara.

Area selatan terdiri dari dataran tinggi (plateu), miring (berlereng) ke selatan mengarah ke arah Samudera Hindia. Sedangkan di sebelah utaranya berbentuk patahan. Area ini terkadang juga kerap terkikis yang akhirnya membuat bentuk plateunya menghilang.

Pada zona tengah termasuk dalam kategori depresi, seperti misalnya di wilayah Jawa Timur dan sebagian Jawa Barat. Pada area-area di wilayah ini terdapat kelompok gunung berapi yang cukup besar. sedangkan di bagian barat terutama di wilayah Banten didominasi oleh bukit-bukit serta pegunungan.

Terakhir, di zona utara terdiri dari rangkaian-rangkaian gunung lipatan, yang berupa perbukitan rendah serta diselingi oleh beberapa gunung berapi. Rangkaian ini umumnya berbatasan dengan daratan alluvial.

Pulau Jawa yang mempunyai dimensi sekitar 1.064 km (panjang) x 160 km (lebar) terdiri atas gugusan rantai pegunungan dengan banyak gunung berapi di atasnya. Rantai pegunungan ini membentang dari timur ke arah barat sepanjang punggungan yang dibatasi oleh sungai, serta diapit oleh dataran rendah serta pegunungan kapur. Daerah pulau ini merupakan wilayah Vulkanik dengan 112 gunung berapi serta 35 diantaranya adalah gunung berapi aktif.

Gunung Semeru di Pulau Jawa
Gunung Semeru

Di bagian barat, puncak gunungnya tampak rapat, kemudian semakin luas di bagian timur serta tengah pulau. Gunung tertingginya adalah Gunung Semeru dengan puncak tertingginya 3.676 meter di atas permukaan air laut. Di sebelah selatan sabuk vulkanik, terdapat rangkaian dataran tinggi yang tidak saling menyambung. Rangkaian dataran tinggi tersebut mempunyai ketinggian rata-rata 300 meter.

Sungai di pulau ini kebanyakan mengalir ke arah utara, karena pegunungan tengahnya meluas lebih ke arah selatan (relief selatan lebih tinggi dibanding utara). Namun, ada beberapa sungai yang juga mengalir ke arah selatan. Sungai terpanjang di Pulau Jawa adalah Sungai Bengawan Solo yang terletak di wilayah timur pulau ini.

Di pulau ini, banyak sungai-sungai kecil yang dijadikan penduduk sekitar sebagai sumber irigasi utama untuk pertanian. Kerusakan serta eksploitasi yang berlebihan menjadi penyebab sungai-sungai di pulau ini kerap meluap serta menyebabkan bencana banjir.

Sungai Bengawan Solo merupakan sungai terpanjang di Pulau Jawa
Sungai Bengawan Solo
Sumber Daya Alam Pulau Jawa

Jawa adalah salah satu pulau di Indonesia yang kaya akan sumber daya alam dengan jenis sumber daya alam yang bervariasi. Kekayaan sumber daya alam di Pulau Jawa ini tak lepas dari kondisi geografis serta kondisi reliefnya. Sumber daya alam di Jawa terdiri dari sumber daya alam hayati serta non-hayati. Pulau Jawa tergolong subur karena proses pengayaan abu vulkanik terbentuk secara berkala.

Sumber daya alam hayati di Jawa yang dominan adalah sungai serta danau buatan (waduk). Keduanya sangat penting sebagai sumber irigasi untuk kegiatan pertanian di berbagai wilayah di pulau ini. Sumber daya alam lain yang mempunyai fungsi tak kalah penting adalah hutan hujan serta hutan musim. Kedua jenis hutan ini juga cukup banyak ditemukan di Jawa.

Tak hanya sumber daya alam hayati saja, Pulau Jawa ini jug menjadi tempat ditemukannya beberapa jenis sumber daya alam mineral. Di Jawa juga ditemukan beberapa kilang minyak yang bahkan masih aktif digunakan hingga saat ini. Cirebon, Indramayu, Cilacap adalah wilayah dimana kemungkinan mineral lain ditemukan, adalah kemungkinan sumber daya mineral berupa semen serta keramik. Di kawasan Banten, juga dapat ditemukan industri pengolahan logam mulia seperti emas serta perak.

Penduduk Pulau Jawa 

Pulau Jawa memiliki jumlah populasi penduduk terbesar dan menjadi titik nadi dari sistem sosial, ekonomi, dan pemerintahan di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), penduduk Pulau Jawa sekitar 56,10 % dari total penduduk Indonesia. Oleh karena itu, terdapat berbagai suku-suku di pulau Jawa yang membentang dari ujung timur hingga barat.

Suku di Pulau Jawa

Pulau Jawa memiliki beragam suku yang tersebar dari ujung barat sampai ujung timur. Suku-suku di Pulau Jawa, yaitu: 

1. Suku Jawa 

Suku Jawa merupakan suku terbesar di Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) sebanyak 40,05 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Suku Jawa di Pulau Jawa tersebar di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan DI Yogyakarta. Suku Jawa juga ditemukan di Amerika Selatan, yaitu di Suriname. Mereka dikenal dengan suku Jawa Suriname, yaitu orang-orang Jawa yang dibuang pada masa penjajahan Belanda.

2. Suku Sunda 

Suku Sunda merupakan suku bangsa kedua terbesar di Pulau Jawa. Suku Sunda bersal dari bagian barat Pulau Jawa yang dikenal dengan istilah Tatar Pasundan. wilayah ini terdiri dari Provinsi Jawa Barat dan Banten. Dalam komunikasi harian, Suku Sunda yang disebut Urang Sunda menggunakan Bahasa Sunda.

3. Suku Betawi

Umumnya, Suku Betawi tinggal di daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek). Dulunya, mereka adalah penduduk Batavia pada masa penjajahan Belanda. 

4. Suku Osing 

Suku Osing merupakan sub-suku Jawa yang merupakan penduduk di wilayah Banyuwangi, Jawa Timur. Suku Osing juga dikenal dengan Laros (Lare Osing) atau Wong Blambangan. Dalam komunikasi sehari-hari, Suku Osing menggunakan bahasa campuran Bahasa Bali dan Bahasa Jawa Kuno.

5. Suku Tengger 

Suku Tengger merupakan suku sub-suku Jawa yang mendiami daerah Pegunungan Tengger, yaitu kawasan Bromo dan Semeru, Jawa Timur.

Suku Tengger di Pulau Jawa
Suku Tengger
6. Suku Baduy 

Suku Baduy adalah sub-suku Sunda. Suku ini banyak terdapat di wilayah pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Kata Baduy merupakan penyebutan orang luar kepada kelompok ini. Sedangkan, orang Baduy lebih senang menyebut diri mereka Urang Kanekes, sesuai nama wilayah.

Baca juga : Nusantara dan Ras di Indonesia

Sumber : Berbagai sumber dan referensi yang relevan


Joko Sunaryanto
Joko Sunaryanto Jangan lupakan jati dirimu. "Sangkan paraning dumadi"

Posting Komentar untuk "Pulau Jawa : Kondisi Geografis, Bentang Alam dan Penduduknya"