Pulau Sumatra : Sejarah Penamaan, Kondisi Geografi dan Kependudukan
Sejarah
Pulau Sumatera memiliki nama lain yang telah dikenal, yaitu Pulau Andalas, Percha, atau Suwarnadwipa (bahasa Sanskerta, artinya pulau emas). Nama Sumatera berawal dari keberadaan Kerajaan Samudera (letaknya di pesisir timur Aceh).
![]() |
Jejak Sriwijaya |
- Ibnu Batutah, petualang asal Maroko berkunjung ke negeri tersebut pada 1345. Dia melafalkan Samudera menjadi Samatrah. Lama kelamaan, Samatrah menjadi Sumatera dan tercantum dalam peta-peta abad ke 16 buatan Portugis. Peta tersebut menjadi rujukan ke Pulau Sumatera, kemudian dikenal meluas hingga sekarang.
- Berdasarkan sumber cerita-cerita rakyat, nama asli Sumatera adalah "Pulau Emas". Istilah Pulau Ameh (dalam bahasa Minangkabau berarti pulau emas). Cerita rakyat tersebut tercantum dalam cerita Cindua Mato dari Minangkabau.
- Dalam cerita rakyat di Lampung tercantum nama tanoh mas untuk menyebut Sumatera.
- I-tsing (634-713), musafir dari Cina yang menetap di Sriwijaya pada abad ke 7 menyebut Sumatera dengan chin-chou yang berarti "negeri emas".
Kondisi Geografis
Luas Pulau Sumatera adalah 473.481 km² dengan batas wilayah di sebelah utara adalah Teluk Benggala, di sebelah selatan adalah Selat Sunda, di sebelah barat adalah Samudera Hindia, dan di sebelah timur adalah Selat Malaka dan Selat Karimata.
![]() |
Sumatra |
Di bagian barat pulau, terbentang pegunungan Bukit Barisan yang membujur dari barat laut ke arah tenggara dengan panjang lebih kurang 1500 km. Sepanjang bukit barisan tersebut terdapat puluhan gunung, baik yang tidak aktif maupun gunung berapi yang masih aktif, seperti Geureudong (Aceh), Sinabung (Sumatra Utara), Marapi dan Talang (Sumatra Barat), Gunung Dempo (Sumatra Selatan), Gunung Kaba (Bengkulu), dan Kerinci (Sumatra Barat, Jambi).
Puncak tertinggi di Pulau Sumatra adalah Gunung Kerinci di Jambi (3.805 m)
Di pulau Sumatra juga terdapat beberapa danau, di antaranya Danau Laut Tawar (Aceh), Danau Toba (Sumatra Utara), Danau Singkarak, Danau Maninjau, Danau Diatas, Danau Dibawah, Danau Talang (Sumatra Barat), Danau Kerinci (Jambi) Danau Suoh dan Danau Ranau (Lampung dan Sumatra Selatan).
![]() |
Ngarai Sianok |
Letak astronomis Pulau Sumatera teletak di antara 95°BT - 105°BT dan 6°LU - 6°LS.
Kependudukan
Penduduk di Pulau Sumatera, berdasarkan data Sensus Penduduk Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, jumlah penduduk di Pulau Sumatera 58,56 juta jiwa atau 21,68 persen. Jumlah penduduk di Pulau Sumatera merupakan kedua terbesar di Indonesia.
Pulau Sumatera dihuni oleh berbagai suku. Beberapa suku besar di Pulau Sumatera, yaitu:
1. Suku Batak
Suku Batak merupakan suku terbesar ketiga di Indonesia yang berasal dari Sumatera Utara. Di Sumatera Utara, Suku Batak tinggal di beberapa kabupaten, yaitu Kabupaten Karo, Simalungun, Dairi, Tapanuli Utara, serta Asahan. Suku Batak dibagi dalam enam kategori atau puak, yaitu Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Angkola, dan Batak Mandailing. Suku Batak Karo merupakan suku terbesar di daerah Sumatera Utara. Suku Batak Karo menghuni di daerah Kabupaten Karo, Deli Serdang, Langkat, Simalungun, Dairi, Aceh Tenggara, dan Kotamadya Medan.
2. Suku Melayu
Suku Melayu merupakan etnik Austronesia yang menghuni di Semenanjung Malaya, pesisir timur Pulau Sumatera (Bangka Belitung, Jambi, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara). Nama Melayu berasal dari Kerajaan Melayu yang pernah berada di kawasan Sungai Batanghari Jambi.
3. Suku Minangkabau
Suku Minangkabau berasal dari Sumatera Barat. Suku Minangkabau atau Minang sering menyebut dirinya sebagai Urang Awak. Bahasa sehari-hari yang digunakan adalah bahasa Minang.
4. Suku Aceh
Suku Aceh yang kerap disebut Ureueng Aceh adalah penduduk asli yang mendiami wilayah pesisir dan pedalaman di Provinsi Aceh. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Aceh. Bahasa ini merupakan bagian dari rumpun bahasa Melayu-Polinesia Barat dan masih kerabat dengan bahasa Cham di Vietnam dan Kamboja.
5. Suku Mentawai
![]() |
Suku Mentawai |
Posting Komentar untuk "Pulau Sumatra : Sejarah Penamaan, Kondisi Geografi dan Kependudukan"