Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Erupsi : Pengertian, Efflata dan Bentuk Gunung Api

Pengertian

Erupsi merupakan letusan gunung api yang mengeluarkan bahan-bahan padat, cair dan gas.

Gunung meletus
Erupsi

Bahan padat lepas yang dikeluarkan gunung meletus disebut efflata, yang terdiri dari  efflata Allogen dan efflata Autogen.

Efflata Allogen adalah bahan padat yang berasal dari kulit bumi yang tertembus lava (dari sekitar kawah), sedangkan efflata Autogen adalah bahan padat yang berasal dari magma sendiri yang terlempar keluar. Efflata Autogen disebut juga pyroclastic.

Macam-macam Efflata Autogen

1. Bom vulkanik, bentuknya agak bundar, lonjong, agak gepeng dan tidak teratur, diameternya rata-rata 63,5 mm, ada yang berukuran 3 m bahkan lebih.

2. Lapilli, batu ini berasal dari magma yang dilemparkan oleh erupsi magmatic eksplosif, berbentuk bundar atau agak persegi, garis tengahnya antara 2,54 – 63,5 mm, pada lazimnya sebesar biji kacang hijau, agak ringan dan berwarna terang.

3. Abu vulkanik, ukurannya berbeda dengan abu biasa yaitu berkisar < 2,54 mm. Dalam kasus hal ini pasir gunung berapi termasuk abu gunung berapi.

4. Batu timbul, yakni batu sejenis batuan lemparan magmatic, berlubang-lubang/berpori-pori dan ringan sehingga timbul (terapung) dalam air. Bentuk ini terjadi akibat gas keluar secara mendadak dari lava pijar.

Bahan cair yang dikeluarkan gunung api disebut lava, dengan kata lain lava merupakan magma serta segala benda yang sudah mencair yang dimuntahkan gunung berapi dan sampai ke permukaan bumi.

Bahan gas yang dikeluarkan gunung api disebut juga ekshalasi, antara lain gas fumarole, moffet atau asam arang (CO₂) dan solfatar (H₂S).

Bentuk Gunung Api

Bentuk gunung api sangat erat kaitannya dengan tipe erupsi, seperti:

a. Erupsi linier, dimana lava yang mencapai permukaan bumi melalui celah-celah atau rekahan-rekahan bumi. Biasanya yang keluar kebanyakan lava cair sedang bahan/material lepas sangat kurang

b. Erupsi sentral, jika magma yang keluar melalui lubang kepundan gunung api atau diaterma.

Erupsi sentral ini dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu:

  1. Erupsi yang semata-mata efusif yang sebagian besar menghasilkan lava, seperti tipe gunung api di Hawai yang bentuknya disebut aspit atau gunung api perisai (karena bentuknya seperti perisai atau tameng). Kawahnya terisi lava cair sehingga kelihatan seperti danau lava cair sehingga kelihatan seperti danau lava yang bergejolak.
  2. Erupsi eksplosif, yang menghasilkan sebagian besar bahan/material gunung api (bahan/material lepas). Kadang-kadang jenis ini disebut gunung api debu. Lubang kepundan berbentuk corong, dimana lubang eksplosif ini disebut maar, contoh tipe ini terdapat di Lamongan, Jawa Timur dan Danau Atar di Sumatera Barat.
  3. Erupsi campuran yang menghasilkan gunung api strato atau gunung api berlapis yang terdiri dari bahan-bahan lepas dan lava bercampur antara lava dengan efflata. Bentuk gunung api ini lebih curam. Kebanyakan gunung api di dunia termasuk tipe strato, dengan bentuk utama seperti kerucut, tapi kadang-kadang juga pada lereng-lereng atau di samping kepundan utama muncul kerucut-kerucut baru yang disebut kerucut parasites.
  4. Lereng gunung berapi mudah tererosi karena terdiri dari bahan/material lepas, sebab itu bentuknya seperti payung dengan alur-alur yang cukup dalam disebut barranco

Bentuk kerucut gunung api dapat saja terganggu karena beberapa hal, antara lain; 

  • faktor peledakan, 
  • berpindahnya aktivitas pipa kepundan dan 
  • tekanan arus lava yang dapat menghancurkan dinding kepundan.


Joko Sunaryanto
Joko Sunaryanto Jangan lupakan jati dirimu. "Sangkan paraning dumadi"

Posting Komentar untuk " Erupsi : Pengertian, Efflata dan Bentuk Gunung Api"