Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Awan Cumulunimbus : Pengertian, Proses Pembentukan dan Jenisnya

Pengertian

Awan Cumulonimbus (Cb) adalah sebuah awan vertikal menjulang (keluarga D2) yang sangat tinggi, padat, dan terlibat dalam badai petir dan cuaca dingin lainnya.

Cumulonimbus berasal dari bahasa Latin, "cumulus" berarti terakumulasi dan "nimbus" berarti hujan. Awan ini terbentuk sebagai hasil dari ketidakstabilan atmosfer. Awan-awan ini dapat terbentuk sendiri, secara berkelompok, atau di sepanjang front dingin di garis squall. Awan ini menciptakan petir melalui jantung awan. Awan Cumulonimbus terbentuk dari awan cumulus (terutama dari cumulus kongestus) dan dapat terbentuk lagi menjadi supersel, sebuah badai petir besar dengan keunikan tersendiri. 

awan
Awan Cb

Awan cumulonimbus adalah jenis awan kumulus yang bercampur dengan badai guntur dan hujan lebat. Awan ini juga merupakan variasi dari nimbus atau awan yang mengandung presipitasi atau kondensasi uap air di atmosfer

Dilansir Universe Today, Rabu (6/10/2021), cumulonimbus terbentuk di bawah 20.000 kaki dan relatif dekat dengan tanah, sebab itulah awan ini memiliki begitu banyak kelembaban. Awan cumulonimbus juga dikenal sebagai petir dan bentuknya yang unik seperti jamur.

Cumulonimbus ini juga kenal sering menghasilkan kilat. Hal ini disebabkan oleh tetesan terionisasi di awan yang saling bergesekan, sehingga muatan statis yang terbentuk menciptakan kilat. Dalam beberapa kasus, Thunderhead atau petir dengan energi yang cukup dapat berkembang menjadi supercell yang dapat menghasilkan angin kencang, banjir bandang, dan banyak petir, bahkan beberapa dapat terjadi tornado.

Meskipun cumulonimbus menghasilkan hujan deras, curah hujan biasanya hanya berlangsung sekitar 20 menit. Hal ini karena awan tidak hanya membutuhkan banyak energi untuk terbentuk tetapi juga mengeluarkan banyak energi.

Namun, ada juga badai petir kering yang merupakan awan cumulonimbus yang curah hujannya tidak menyentuh tanah. Jenis ini umum di Amerika Serikat bagian barat yang di mana tanahnya lebih gersang. Oleh karena itu, hal ini sering dianggap sebagai penyebab kebakaran.

Baru-baru ini di Atlanta, wilayah Georgia Amerika Serikat, telah mengalami kekeringan selama dua tahun dan persediaan air di sana rendah. Namun, musim gugur ini membawa kekeringan dan banyak Badai Petir.

Awan cumulonimbus adalah contoh bagaimana perbedaan ketinggian dapat mempengaruhi pembentukan awan. Awan cumulonimbus terbentuk di bagian bawah troposfer, lapisan atmosfer yang paling dekat dengan permukaan bumi.

Jika terdapat penguapan dan efek rumah kaca dapat menghasilkan banyak aliran udara hangat yang memungkinkan terciptanya awan cumulonimbus ini. Turbulensi yang diciptakan oleh gesekan antara udara, permukaan bumi dan dikombinasikan dengan panas yang tersimpan dari matahari, dapat membantu mendorong sebagian besar cuaca


Pembentukan Awan Cumulonimbus

Awan cumulonimbus juga dikenal sebagai thunderheads atau kepala petir karena bentuknya yang unik menyerupai jamur. Saat tetesan air yang terionisasi di awan saling bergesekan, maka di jantung awan cumulonimbus ini akan muncul kilatan-kilatan. Muatan statis yang terbentuk itu menciptakan petir.

Terbentuknya awan cumulonimbus ini membutuhkan kondisi yang hangat dan lembab. Dalam beberapa kasus, thunderhead dengan energi yang cukup dapat berkembang menjadi supercell yang dapat menghasilkan angin kencang, banjir bandang, dan banyak petir. Bahkan, beberapa di antaranya dapat menghasilkan angin tornado atau puting beliung, jika kondisinya tepat. Kendati hujan deras yang dihasilkan oleh cumulonimbus, biasanya menyebabkan curah hujan hanya berlangsung sekitar 20 menit. Hal ini disebabkan karena awan tidak hanya membutuhkan banyak energi untuk terbentuk, tetapi juga mengeluarkan banyak energi.

Awan cumulonimbus
Petir

Namun, ada pengecualian, yakni ada juga badai petir kering yang dapat berupa awan cumulonimbus, yang mana curah hujan tidak menyentuh tanah. Jenis ini umum terjadi di Amerika Serikat bagian barat, di mana tanahnya lebih kering dan biasanya sering disebut sebagai penyebab kebakaran hutan. Cumulonimbus adalah awan yang sering dikaitkan dengan berbagai penyebab cuaca ekstrem. 

Dampak awan cumulonimbus ini bisa menyebabkan berbagai bencana hidrometeorologi, seperti banjir bandang, badai petir, dan curah hujan yang tinggi. Awan cumulonimbus adalah contoh sempurna tentang bagaimana perbedaan ketinggian dapat memengaruhi pembentukan awan.

Awan ini terbentuk di bagian bawah troposfer yakni lapisan atmosfer yang paling dekat dengan permukaan Bumi. Karena penguapan dan efek rumah kaca, maka wilayah ini menghasilkan udara hangat yang memungkinkan terciptanya awan cumulus dan awan cumulonimbus. Turbulensi yang diciptakan oleh gesekan antara udara dan permukaan bumi dikombinasikan dengan panas yang tersimpan dari matahari, sehingga membantu mendorong sebagian besar cuaca.

Cumulonimbus juga sering disebut sebagai salah satu penyebab utama kecelakaan pesawat. Salah satunya, meski masih diselidiki penyebab pastinya, namun jatuhnya pesawat Sriwijaya Air JT 182 kemungkinan akibat faktor cuaca terkait dengan keberadaan awan cumulonimbus.


Jenis Awan Cumulunimbus

  • Cumulonimbus arkus
  • Cumulonimbus kalvus: awan dengan puncak bergelembung, mirip cumulus kongestus, tetapi lebih besar
  • Cumulonimbus kapillatus: awan seperti sirus dengan puncak berpinggiran serat
  • Cumulonimbus inkus: subjenis Cumulonimbus kapillatus dengan puncak datar.
  • Cumulonimbus mammatus
  • Cumulonimbus pannus
  • Cumulonimbus pileus
  • Cumulonimbus praecipitatio
  • Cumulonimbus tuba
  • Cumulonimbus velum
  • Cumulonimbus virga

Baca juga: Dinamika Atmosfer


Joko Sunaryanto
Joko Sunaryanto Jangan lupakan jati dirimu. "Sangkan paraning dumadi"

Posting Komentar untuk "Awan Cumulunimbus : Pengertian, Proses Pembentukan dan Jenisnya"