Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Suku Sangir-Talaud di Sulawesi Utara

Asal Usul
Sebenarnya, hingga saat ini belum ditemukan keterangan atau informasi yang pasti mengenai asal usul kata Sangir dan Talaud. Mengutip dari buku Sastra Lisan Tangir Talaud dari Kemendikbud, umumnya orang-orang memberikan arti secara etimologi.
Menurut etimologi, pendapat terbanyak mengatakan bahwa kata Sangir berasal dari kata Zanger dalam bahasa Belanda. Zanger dalam bahasa Indonesia memiliki arti yaitu "penyanyi".
Dulu, Belanda memberikan nama ini dengan alasan bahwa orang yang dikenal sebagai suku Sangir sangat menggemari nyanyian atau suka bernyanyi dalam kehidupan sehari-hari.
Sementara, tidak banyak pendapat mengenai asal usul kata Talaud, melainkan hanya secara etimologis. Menurut mereka, Talaud berasal dari kata Tau dan Rode. Tau dalam bahasa Talaud berarti "orang", sedangkan Roda berarti "laut". Jadi, Talaud artinya adalah "orang laut"

Suku Talaud

Ada beberapa pendapat mengenai asal-usul penduduk kepulauan Sangir dan Talaud
D. Brilman, dalam bukunya De Zending op de Sangir en Talaud eilanden (1938), mengatakan bahwa penduduk Sangir dan Talaud termasuk ke dalam bangsa Indonesia dengan induk bangsa Melayu Polinesia. Asal perpindahan mereka adalah dari utara (Mindanau), dan yang lain berasal dari Ternate.

Ahli lain, DM. H. A. Brouwer, mengatakan bahwa asal mula penduduk Sangir Talaud tidak dapat ditentukan secara pasti. Ia menduga bahwa mereka berasal dari Filipina, dan sebagian dari Sulawesi Utara.
Dugaan Brouwer didasarkan adanya kesamaan yang terdapat dalam bahasa di daerah Sangir Talaud. Bahasa di Sangir dan Talaud mempunyai banyak kesamaan dengan bahasa di Filipina maupun di Sulawesi Utara.

Secara etnis, penduduk Sangir Talaud dapat dibedakan menjadi 3 subsuku bangsa. 

  1. Orang Talaud yang merupakan penduduk asli kepulauan Talaud dan sekitarnya.
  2. Orang Sangir yang merupakan penduduk asli kepulauan Sangir Besar dan sekitarnya.
  3. Orang Siau-Tagulandang yang merupakan penduduk asli kepulauan Siau, Tagulandang, dan pulau-pulau sekitarnya.

Perekonomian
Masyarakat suku Sangir Talaud hampir semuanya hidup sebagai petani. Mereka bercocok tanam di ladang, dengan komoditas seperti kelapa, cengkeh, pala, sagu, padi, dan umbi-umbian.
Mereka juga melakukan kegiatan perikanan dengan cara tradisional. Seperti memancing ikan menggunakan jaring atau perangkap lainnya. Hasil ikannya dapat dimakan, diperjualbelikan, atau ditukar dengan barang lain.

Agama
Agama yang banyak dianut oleh orang Sangir Talaud adalah Kristen Protestan, Islam, dan Kristen Katolik. Sebelum ada agama yang masuk, mereka umumnya masih menganut animisme dan dinamisme.

Bahasa

Dari segi bahasa, S.J. Esser dalam buku Atlas voor Tropisch Nederland (1938) menggolongkan bahasa Sangir Talaud ke dalam rumpun bahasa-bahasa Austronesia atau Melayu Polinesia, dan bahasa Filipina.
Ada dua kelompok bahasa besar di Sangir Talaud, yaitu bahasa Sangir dan bahasa Talaud.
Kelompok bahasa Talaud terdiri dari dialek Miangas, dialek Esang, dialek Nenusa, dialek Karakelang, dialek Salibabu, dan dialek Kabaruan. Sedangkan kelompok bahasa Sangir dibagi atas dialek Sangir Besar, dialek Siau, dan dialek Tagulandang

Wilayah
Orang suku Sangir dan Talaud berasal dari Provinsi Sulawesi Utara. Sebagian besar dari mereka mendiami gugusan kepulauan di bagian utara Sulawesi Utara dan memanjang ke daerah wilayah berbatasan Filipina, negara tetangganya.
Kepulauan ini dinamakan kepulauan Sangir dan Talaud atau lebih sering dikenal dengan nama kepulauan Nusa Utara.
Secara geografis, gugusan pulau ini dibatasi oleh laut Mindanao di sebelah utara, Selat Taliso di sebelah selatan, laut Sulawesi di sebelah barat, dan laut Pasifik di sebelah timur.

Budaya dan Kesenian
Ada beberapa tradisi lisan yang terkenal dari orang Sangir Talaud. 

  • Sasalamate atau puisi bebas yang diciptakan untuk mendatangkan keselamatan bagi yang mengucapkannya.
  • Sasambo, tradisi sastra lisan berupa pengucapan syair atau puisi yang dilagukan dan diiringi pemukulan tegonggong (sejenis tifa besar). Isi sasambo antara lain mengenai percintaan, nasihat, sindiran atau kritik.
  • Mesamper yang dalam bahasa Indonesia berarti menyanyi, sebagai kebiasaan orang Sangir yang paling banyak digemari. Mesamper dilaksanakan dengan cara berbalas-balasan dan dipimpin oleh satu sampai tiga orang, dengan keadaan berdiri sambil berjalan dan menuju hadirin satu persatu.

Untuk tradisi tulisan, suku Sangir Talaud memiliki naskah-naskah tertua berisi cerita Alkitab. Cerita ini ditulis dalam bahasa Sangir dan dengan huruf Latin.

Selanjutnya, ada beberapa tarian dan musik yang dimiliki suku Sangir Talaud. 

  1. Tari Gunde untuk pemujaan, 
  2. Tari Salo yaitu tari perang yang menggambarkan prajurit-prajurit Sangir di zaman kerajaan,  
  3. Tari Alabadiri untuk menggambarkan kerjasama raja dan rakyat, dan lain sebagainya.

Seni musik asli atau khas suku Sangir Talaud disebut dengan Oli-oli. Musik yang terbuat dari kayu dan kulit pohon ini sudah sangat tua serta tidak lagi digunakan.
Selain Oli-oli, ada alat musik kerang serta musik bambu yang keduanya dimainkan dengan cara ditiup. Jumlah pemain musik kerang adalah di bawah sepuluh orang, sedangkan musik bambu dapat dimainkan 80 hingga 1000 orang pemain.





Joko Sunaryanto
Joko Sunaryanto Jangan lupakan jati dirimu. "Sangkan paraning dumadi"

Posting Komentar untuk "Suku Sangir-Talaud di Sulawesi Utara"