Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Tanah Grumusol : Pengertian, Karakteristik, Persebaran dan Pemanfaatannya

Pengertian

Tanah grumusol adalah tanah yang terbentuk dari pelapukan batuan kapur dan tuff vulkanik. 

Jenis Tanah
Tanah Grumosol

Karakteristik Tanah Grumosol

Tanah grumusol memiliki karakteristik sebagai berikut:

  • Tekstur tanahnya kering dan mudah pecah terutama saat musim kemarau dan memiliki warna hitam.
  • pH yang dimiliki netral hingga alkalis.(baca juga: pH Tanah)
  • Tanah ini biasanya berada di permukaan yang tidak lebih dari 300 meter dari permukaan laut dan memiliki bentuk topografi datar hingga bergelombang.
  • Perubahan suhu pada daerah yang terdapat tanah grumusol sangat nyata ketika panas dan hujan.

Persebaran Tanah Grumusol

Persebarannya di Indonesia seperti di Jawa Tengah (Demak, Jepara, Pati, Rembang), Jawa Timur (Ngawi, Madiun) dan Nusa Tenggara Timur. Karena teksturnya yang kering maka akan bagus jika ditanami vegetasi kuat seperti kayu jati.

Pemanfaatan Tanah Grumusol

1. Lahan persawahan

Meskipun miskin unsur hara dan unsur organik lain yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman, dapat disiasati dengan memperhatikan aspek-aspek pendukung seperti jaringan irigasi dan drasinase yang baik. Hal ini ditujukan agar dapat mengurangi dampak dari kekurangan tanah grumusol. 

Tanah grumusol memiliki koefisien pemuaian dan pengerutan yang tinggi. Apabila tidak mendapat irigasi yang cukup, tanah grumusol akan mengembang dan merekah yang kemudian dapat merusak jaringan akar pada pergerakan akar menyamping yang akhirnya dapat menyebabkan kegagalan panen. 

Selain sistem irigasi yang baik, hal lain yang perlu diperhatikan adalah penambahan pupuk Urea dan NFK agar mampu memberikan hasil panen yang lebih baik. (baca juga: sawah)

2. Kolam ikan

Anda dapat menggunakan lahan tersebut sebagai kolam ikan, misalnya kolam ikan lele. Cara ini tergolong sederhana karena tidak memerlukan pengolahan khusus dalam menormalisasikan kandungan pada tanah.

3. Palawija

Penanaman palawija dilakukan pada saat musim kemarau, sedangkan pada musim penghujan lebih cocok ditanami padi. Pemberian pupuk dilakukan pada saat tanah dalam kondisi basah karena lebih mudah menyerap nutrisi dan mudah tercampur bersama tanah. Namun kandungan Ca yang berasosiasi dengan kapur dapat menjadi racun bagi tanaman.

4. Penetral tanah yang memiliki keasaman tinggi

Tanah yang memiliki pH rendah akan menyulitkan tanah menjadi subur. Pencampuran ukuran yang pas antara tanah yang bersifat asam dan tanah kapur dapat menetralkan tanah tersebut sehingga tanah dapat dimanfaatkan kembali. Penggunaan yang berlebihan dapat menjadi racun bagi tanaman.

5. Tanaman kacang-kacangan

Tanaman yanng dapat hidup pada tanah yang miskin unsur nitrogen adalah ercis, yaitu tanaman dengan daun menjari dan tanaman lain yang termasuk jenis kacang-kacangan (legume). Pada jenis kacang-kacangan ini terdapat penambahan jenis nitrogen. Penambahan nitrogen terjadi secara alami melalui fiksasi biologis simbiotik dan non simbiotik.

6. Hutan jati

Tanah yang memiliki campuran kapur dapat menjadi lahan yang baik untuk pepohonan, terutama pohon jati. Kandungan kapur pada jenis tanah ini dapat mengahsilkan pohon jati yang memiliki kualitas baik.


Baca juga : Tanah Aluvial dan Tanah Laterit

Joko Sunaryanto
Joko Sunaryanto Jangan lupakan jati dirimu. "Sangkan paraning dumadi"

Posting Komentar untuk "Tanah Grumusol : Pengertian, Karakteristik, Persebaran dan Pemanfaatannya"