Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Suaka Margasatwa : Pengertian, Fungsi dan Persebarannya di Indonesia

Pengertian

Suaka margasatwa (Suaka: perlindungan; Marga: turunan; satwa: hewan) adalah kawasan hutan suaka alam yang mempunyai ciri khas berupa keanekaragaman dan atau memiliki keunikan jenis satwa yang membutuhkan perlindungan/ pembinaan bagi kelangsungan hidupnya terhadap habitatnya. 

Suaka Marga Satwa
Suaka margasatwa

Daerah suaka margasatwa biasanya ditetapkan sebagai suatu tempat hidup margasatwa yang mempunyai nilai khas bagi ilmu pengetahuan dan kebudayaan serta merupakan kekayaan dan kebanggaan nasional.

Pengelolaan Suaka Margasatwa di Indonesia diatur dalam Peraturan Pemerintah No 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam. Kawasan konservasi dikelola oleh pihak pengelola tiap-tiap kawasan, yang terdiri dari pihak pemerintah, masyarakat sekitar, serta organisasi pemerintah yang fokus terhadap pelestarian kawasan konservasi.

Fungsi Suaka Margasatwa

Secara khusus fungsi suaka marga satwa anatara lain:

  1. melestarikan fauna
  2. menjaga kesuburan tanah
  3. menambah devisa negara
  4. sebagai lokasi penelitian
  5. budidaya dalam arti konservasi 
  6. menjaga keseimbangan ekosistem.
Suaka Marga Satwa
Suaka Margasatwa Muara Angke

Beberapa  Suaka margasatwa di Indonesia

Taman Nasional Tanjung Puting di Kalimantan Tengah

Taman Nasional Tanjung Puting merupakan kawasan taman nasional dengan luas 415.040 ha, di mana terdapat sekitar 917 ekor Orang Utan (berdasarkan data inventarisasi satwa Balai Taman Nasional Tanjung Puting tahun 2016). 

TNTP dengan hutan rawa air tawar dan hutan bakaunya juga merupakan wilayah yang ditetapkan sebagai Ramsar Site, yaitu kawasan-kawasan yang ditetapkan untuk melindungi kelestarian dan fungsi lahan basah di dunia. 

Kawasan TNTP dipilih oleh UNESCO sebagai cagar biosfer. Bentang alam Tanjung Putting yang paling populer adalah Tanjung Harapan, berupa area pantai dengan bebatuan yang mempertemukan Laut Jawa dengan Kalimantan.

Suaka Margasatwa Sermo di Kulon Progo

Suaka Margasatwa Sermo ditunjuk berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 171/KPTS-LI/2000 dengan luas 181 ha. 

Potensi Suaka Margasatwa Sermo terdiri dari flora dan fauna, sebanyak 28 jenis burung, 5 jenis di antaranya dilindungi, yaitu elang brontok, elang bido, burung madu kelapa, cekakak sungai, cekakak jawa. Juga jenis mamalia seperti babi hutan dan kijang, dan herpetofauna sejumlah 19 jenis. Selain itu, di kawasan ini juga terdapat 35 jenis tumbuhan Arboretum bambu

Taman Nasional Lore Lindu di Sulawesi Tengah

Taman nasional dengan luas wilayah sekitar 217.991.18 ha dan ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut, merupakan vegetasi utama bagi flora dan fauna endemik di kawasan ini. Taman Nasional Lore Lindu memiliki kurang lebih 55 jenis kelelawar serta lebih dari 230 jenis burung, dan berbagai flora fauna lainnya. Kawasan ini merupakan habitat terbesar mamalia asli Sulawesi seperti anoa, babi rusa, tangkas (kera hantu), kera kaktonkea, kuskus marsupial dan musang Sulawesi.

Taman Nasional Ujung Kulon di Banten

Taman Nasional Ujung Kulon merupakan daerah konservasi bagi badak jawa. Daerah ini juga memiliki hutan pinggir pantai dan hutan bakau yang indah, serta daerah dataran rendah yang ditumbuhi oleh rotan dan palm.

Taman Nasional Kerinci Seblat di Sumatera

Bentang alam yang berupa dataran tinggi, rawa air tawar, hutan, dan pegunungan yang puncaknya mencapai 3.800 meter di atas permukaan laut, kawasan ini merupakan daerah konservasi bagi flora dan fauna khas Sumatera. Kawasan ini memiliki 26 jenis Rhododendron serta terdapat bunga terbesar di dunia Rafflesia dan bunga tertinggi di dunia Titan Arum (Amorphopallus Titanum).

Taman Nasional Gunung Leuser di NAD 

Taman Nasional ini menjadi salah satu taman terpenting di Asia karena keragaman habitatnya. Dengan luas 1.094.692 ha dan berada pada ketinggian 3.404 meter di atas permukaan laut, ribuan jenis tumbuhan hidup di wilayah ini. Kurang lebih 89 jenis spesies langka dikembangbiakkan dan dilindungi di taman nasional ini, di antaranya adalah orang-utan Sumatera, badak Sumatra, harimau Sumatra, beruang madu, gajah Sumatra, rangkong papan, ajag, dan siamang.

Way Kambas di Lampung

Way Kambas merupakan daerah konservasi dengan luas kurang lebih 126.000 ha dengan
zona inti kawasan ini terletak di wilayah Way Kanan dan sekitarnya terdiri dari tipe ekosistem hutan hujan dataran rendah dan ekosistem rawa. 

Fauna yang dilestarikan di Way Kambas di antaranya adalah gajah, badak sumatera, orang utan, mawas, tapir, dan harimau, dan berbagai flora fauna endemik lainnya.

Taman Nasional Bali Barat di Bali

Taman Nasional Bali Barat memiliki luas sekitar 77.000 hektar merupakan daerah konservasi yang melindungi benteng dan jalak putih. 

Ekosistem darat di kawasan ini terdiri dari hutan mangrove, hutan pantai, hutan musim, hutan hujan dataran rendah, evergreen, savanna hingga river rain forest. Sementara ekosistem lautnya terdapat coral reef, padang lamun, pantai berpasir, perairan laut dangkal dan dalam.

Taman Nasional Komodo di Nusa Tenggara Timur

Status Taman Nasional Komodo ditetapkan oleh Presiden Soeharto pada 1980, yang kawasannya meliputi areal Pulau Komodo, Padar, Rinca, Gili Motang, dan Nusa Kode tetapi juga banyak pulau-pulau kecil di sekitarnya. 

Kawasan ini memiliki 277 spesies fauna yang terdiri dari: 32 spesies mamalia, 128 spesies burung, dan 37 reptil. Selain itu, kekayaan bawah laut di kawasan Taman Nasional Komodo juga beragam. 

National Geographic edisi Desember 2018 mencatat, setidaknya lebih dari 1.000 spesies ikan karang, 385 jenis karang pembentuk terumbu, dan 70 spesies sponge, 6 jenis paus, 10 jenis lumba-lumba, 3 jenis penyu, dan pari manta hidup di kawasan ini.

Baca juga : Taman Nasional











Joko Sunaryanto
Joko Sunaryanto Jangan lupakan jati dirimu. "Sangkan paraning dumadi"

Posting Komentar untuk "Suaka Margasatwa : Pengertian, Fungsi dan Persebarannya di Indonesia"