Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Pusat Pertumbuhan : Pengertian, Faktor dan Teori Pusat Pertumbuhan

Pengertian

Pusat pertumbuhan atau growth pole adalah wilayah dengan pertumbuhan yang sangat pesat jika dibandingkan dengan wilayah lain.

Pusat Pertumbuhan
Pusat Kota
Salah satu faktor yang menyebabkan suatu wilayah menjadi pusat pertumbuhan adalah wilayah tersebut bisa mempengaruhi pembangunan wilayah lain di sekitarnya. Selain itu pusat pertumbuhan biasanya berperan menjadi pusat pelayanan bagi daerah sekitar.

Faktor Penyebab Suatu Wilayah Menjadi Pusat Pertumbuhan

Faktor yang mempengaruhi terbentuknya sebuah pusat pertumbuhan di suatu wilayah. Antara lain faktor geografis, ekonomi, sosial, dan lain-lain. Berikut ini beberapa contoh pembentukan pusat-pusat pertumbuhan wilayah di Indonesia memiliki tujuan utama menjadi wilayah menjadi pusat pertumbuhan.

  • Kondisi geografis seperti jenis dataran, iklim, dan kesuburan tanah.
  • Ketersediaan fasilitas (kesehatan, tempat tinggal, pendidikan dan sebagainya) dan infrastruktur (jalanan dan transportasi) sehingga mendukung kondisi ekonomi dan sosial.
  • Adanya industri sehingga banyak lapangan kerja dan tempat tinggal.

Teori Pusat Pertumbuhan Wilayah

Ada beberapa teori yang berkaitan dengan pusat pertumbuhan wilayah. Antara lain Teori Kutub Pertumbuhan, Teori Polarisasi Ekonomi, Trickle Down Theory yang sebenarnya merupakan dasar-dasar dari Teori Kutub Pertumbuhan.

1. Teori Kutub Pertumbuhan (Growth Poles Theory)

Teori kutub pertumbuhan dikemukakan oleh Francois Perroux pada tahun 1955 ini menyimpulkan bahwa pertumbuhan dan pembangunan di setiap wilayah tidak terjadi secara bersamaan. Setiap wilayah memiliki kecepatan dan intensitas masing-masing berdasarkan potensial yang ada. 

Teori Perroux
Ilustrasi Teori Perroux

Menurut Perroux, pusat pertumbuhan akan menimbulkan dua dampak yang disebut kekuatan sentrifugal dan sentripetal.

2. Teori Ekonomi “menetes ke bawah” (Trickle Down Theory)

Kutub pertumbuhan memberikan trickling down effect yang berarti teori menetes ke bawah. Menurut Teori Trickle-down yang dikemukakan Hirschman pada tahun 1959, pembangunan bisa terfokus pada sektor penting saja (industri) dengan harapan dapat menstimulasi sektor lainnya.

Ilustrasi Teori Trickle-down seperti tumpukan gelas di sebelah kiri. Namun, kenyataan yang terjadi digambarkan oleh tumpukan gelas di sebelah kanan.

Teori Trickle-down
Ilustrasi Teori ekonomi menetes ke bawah

Berdasarkan ekspektasi Teori Trickle-down di atas, seharusnya berkembangnya industri dan pabrik di suatu kota dapat mendorong perkembangan sektor lainnya. Namun kenyataannya, lahan pertanian di sana justru semakin sempit dikarenakan pembangunan industri yang terus berkembang

3. Teori Polarisasi Ekonomi

Berdasarkan Teori Polarisasi Ekonomi(1955) oleh Gunnar Myrdal, setiap daerah memiliki pusat yang menjadi daya tarik masuknya tenaga kerja, modal, dan barang dagangan. Untuk contoh paling mudah, kita bisa bahas desa dan kota. 

Ada dampak positif dan negatif dari fenomena ini. Dampak positif ini disebut spread effect. Sedangkan, dampak negatif disebut backwash effect. Berikut ini beberapa spread effect dan backwash effect menurut Teori Polarisasi Ekonomi.

Spread effect adalah efek penyebaran pembangunan dari suatu pusat pertumbuhan ke daerah sekitarnya yang bersifat atau membawa dampak menguntungkan. Contohnya: Investasi atau modal yang masuk dari daerah lain yang terus meningkat. 

Spread effect atau dampak positif pembentukan pusat pertumbuhan bagi suatu negara adalah yang lainnya antara lain:

  1. Lapangan pekerjaan bertambah
  2. Upah buruh semakin tinggi
  3. Bahan mentah dapat dipasarkan

Selain efek penyebaran yang menguntungkan, polarisasi ekonomi menyebabkan backwash effect yaitu efek pengurangan yang cenderung bersifat atau membawa dampak negatif bagi daerah sekitarnya. 

Contoh backwash effect: Kesenjangan pembangunan antara daerah pusat dan daerah pinggiran (hinterland).

Contoh dampak negatif (backwash effect) yang lainnya, antara lain:

  1. Kriminalitas meningkat
  2. Kerusakan lingkungan 
  3. Slum area

Bisa dilihat dari dampak di atas, sebenarnya polarisasi ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi baik di pusat pertumbuhan (kota) maupun daerah sekitarnya (pedesaan).  

Teori Polarisasi Ekonomi
Ilustrasi Teori Polarisasi Ekonomi

Menurut teori ini, kota sebagai pusat pertumbuhan menjadi daya tarik bagi orang-orang yang tinggal di pinggiran. Pinggiran di sini biasanya berarti desa dan daerah lain di sekitar kota.

4. Teori Tempat Sentral

Menurut Teori Tempat Sentral yang dikemukakan oleh Christaller, tempat sentral merupakan pusat pasar untuk pertukaran barang dan jasa. Faktor lokasi sangat penting dalam pemasaran. Selain itu, antar tempat sentral akan saling bersaing satu sama lain.

Menurut teori ini, ada tiga macam hierarki tempat sentral yang dinotasikan dengan K, yang bernilai 3, 4 dan 7.

Baca juga: Wilayah dan Pewilayahan, Pusat pertumbuhan di Indonesia

Sumber : berbagai sumber dan referensi yang relevan

Joko Sunaryanto
Joko Sunaryanto Jangan lupakan jati dirimu. "Sangkan paraning dumadi"

Posting Komentar untuk "Pusat Pertumbuhan : Pengertian, Faktor dan Teori Pusat Pertumbuhan"