Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Kepulauan Maluku : Latak, Kondisi Geografis dan Kependudukan

Kepulauan Maluku adalah sekelompok pulau di Indonesia yang merupakan bagian dari Nusantara. Pada zaman dahulu, bangsa Eropa menamakannya "Kepulauan rempah-rempah" — istilah ini juga merujuk kepada Kepulauan Zanzibar yang terletak di pantai Afrika Timur.

Maluku dan Maluku Utara
Kepulauan Maluku
Kepulauan Maluku secara administratif terbagi menjadi Provinsi Maluku dan Provinsi Maluku Utara. 

Penamaan

Kata pertama yang dapat diidentifikasi dengan Maluku berasal dari Nagarakretagama, sebuah kakawin berbahasa Jawa Kuno dari tahun 1365. Pupuh 14 bait 5 menyebutkan Maloko, yang Pigeaud identifikasikan dengan Ternate atau Maluku.

Nama Maluku bisa berasal dari konsep "Maluku Kie Raha". “Raha” berarti empat, sedangkan “kie” berarti gunung yang mengacu pada empat pulau bergunung yaitu Ternate, Tidore, Bacan, and Jailolo (Halmahera). Walaupun bisa juga mengacu pada daerah lain. Masing-masing memiliki pemimpin yang disebut Kolano yang kemudian bergelar Sultan. 

Ada berbagai macam ide untuk asal kata Maluku. “Moloku” berarti menggenggam, yang memiliki asal kata "Loku" yaitu unit dalam perdagangan. Menggunakan makna ini "Moloku Kie Raha" bisa berarti "persatuan empat kerajaan". Tetapi kata "Loku" merupakan kata serapan dari bahasa melayu. 

Asal kata lain berupa “Maloko” merupakan gabungan kata “Ma” yaitu penunjang dan “Loko” yang kemudian berubah menjadi "Luku" yang berarti tempat atau dunia, jika digabungkan berarti "Maloko Kie Raha" artinya “Dunia berdirinya empat gunung”

Letak dan Luas Wilayah

Kepulauan Maluku memiliki sekitar 2.896 pulau. Luas wilayahnya mencapai 46.914,03 km². Persentase wilayah lautnya adalah 90 persen dengan total seluruh wilayah laut mencapai 78.896,53 km². Sehingga kurang lebih, luas wilayah perairannya adalah 71.006,88 km². Untuk 10 persen terdiri dari pulau-pulau besar dan kecil.

Secara astronomis, Pulau Maluku terletak di antara 3°’ – 8,30° LS (Lintang Selatan) dan 125,45° – 135° BT (Bujur Timur).

Kepulauan Maluku terletak di lempeng Eurasia dan Pasifik. Ia berbatasan dengan Pulau Sulawesi di sebelah barat, Nugini di timur, dan Timor Leste di sebelah selatan, Palau di timur laut

Keadaan Geografis

Iklim

Iklim di wilayah Pulau Maluku ini sangat dipengaruhi oleh iklim tropis dan iklim musim karena dikelilingi oleh lautan. 

Pernyebaran pulau-pulau yang banyak dan luas, menghasilkan garis pantai/pesisir yang cukup panjang. Penduduk yang tinggal di pantai/pesisir, pada umumnya petani, tetapi pada saat yang sama, juga sebagai nelayan. Keadaan iklim pulau-pulau kecil umumnya bervariasi dan tidak semuanya mempunyai kisaran iklim yang sama. Bagian utara dan tengah wilayah Maluku umumnya beriklim basah dengan curah hujan rata-rata tahunan yang tinggi, berkisar antara 1.381 mm/tahun (untuk daerah Namlea di Pulau Buru) hingga 4.090 mm/tahun (untuk daerah Tehoru di Pulau Seram bagian selatan). Bagian selatan wilayah Maluku umumnya beriklim kering dengan curah hujan rata-rata tahunan yang rendah, berkisar antara 991 mm/tahun (untuk daerah Ilwaki di Pulau Wetar) hingga 2.972 mm (untuk daerah Elat di Pulau Kei Besar).

Gunung Gamalama di Maluku
Gunung Gamalama
Gunung 

  • Gunung Binaiya, gunung yang berada di Pulau Seram dan memiliki tinggi sekitar 3.055 di atas permukaan laut.
  • Gunung Gamalama, gunung yang berada di Pulau Ternate bisa dikatakan sebagai pusat pulau tersebut. Gunung Gamalama termasuk gunung vulkanik tertinggi yang masih aktif hingga saat ini dengan tinggi mencapai 1.715 meter di atas permukaan laut.
  • Gunung Ganapus , salah satu gunung api yang masih aktif ini berada Kepulauan Banda, memiliki tinggi sekitar 658 meter di atas permukaan laut. 
  • Gunung Dukono, gunung yang terletak di Pulau Halmahera Utara dan merupakan gunung dengan beberapa kawah berapi yang tergolong aktif. Gunung Dukono yang memiliki tinggi mencapai 1.229 meter di atas permukaan laut.
  • Gunung Ibu, gunung yang berada di Halmahera Barat dengan ketinggian 1.340 meter di atas permukaan air laut. 

Pantai

Pantai di Kepulauan Maluku yang terkenal antara lain; Pantai Natsepa, Pantai Ora, Pantai Liang, dan Pantai Sopapei.

Pantai Natsepa di Maluku
Pantai Natsepa
Dataran Rendah

Dataran rendah di Kepulauan Maluku berada di Pulau Seram, Pulau Mitita, dan Pulau Morotai.

Lembah

Lembah yang ada di Kepulauan Maluku antara lain; Lembah Manusera, Lembah Weapo, Lembah Argo.

Sungai

Sungai yang ada di Kepulauan Maluku antara lain; Sungai Apu, Sungai Yalua, dan Sungai Sarafo.

Penduduk

Agama

Islam 61.95% Kristen 37.29% (Protestan 33.65% Katolik 3.64%) Lain-lain 0.21% Konghucu 0.002% Hindu 0.02% Buddha 0.002%.

Kesenian Bambu Gila dari Maluku
Kesenian Bambu Gila
Suku 

Masyarakat yang mendiami kepulauan ini terdiri dari berbagai suku asli Maluku dan sejumlah bangsa pendatang, seperti suku bangsa dari Sulawesi, Jawa, bahkan Tionghoa. Suku bangsa asli Maluku terus melestarikan tradisi dan budaya lokal serta yang menjaga keindahan alamnya. 

Berikut adalah suku-suku yang ada di Kepulauan Maluku.

1. Suku Ambon

Suku Ambon adalah suku terbesar di Maluku yang banyak mendiami wilayah Ambon, Saparua, Seram Barat, Nusalaut, dan Haruku. Masyarakat suku Ambon mayoritas memeluk agama Kristen Protestan dan Islam. Dalam kesehariannya, mereka berkomunikasi dengan sesamanya menggunakan bahasa Ambon.

2. Suku Tidore 

Mayoritas suku Tidore mendiami wilayah Tidore, di mana sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai nelayan. Selain nelayan, sebagian suku ini juga ada yang bertani dan berladang. Di wilayah Tidore, mayoritas masyarakatnya beragama Islam. Hal ini dipengaruhi oleh Kesultanan Tidore, yang mulai mendapat pengaruh Islam sejak abad ke-15.

3. Suku Ternate

Suku Ternate merupakan masyarakat yang mendiami Pulau Ternate, Pulau Obi, dan Pulau Bacan. Sebagian besar masyarakat Ternate bermata pencarian sebagai petani atau nelayan, dan menggunakan bahasa Ternate untuk berkomunikasi. 

4. Suku Tobelo 

Suku Tobelo merupakan masyarakat yang banyak mendiami wilayah utara Pulau Halmahera dan Pulau Morotai. Masyarakat Tobelo bekerja sebagai petani ladang, yang hasilnya berupa padi, jagung, sayur, pisang, tebu, kelapa, cengkeh, dan damar. Dalam kesehariannya, suku Tobelo berkomunikasi dengan bahasa Tobelo.

5. Suku Togutil 

Suku Togutil merupakan bagian dari suku Tobelo yang hidup nomaden di sekitar hutan Totodoku, Tukur-tukur, Buli, Lolobata, dan Kobekulo. Hutan yang menjadi wilayah hunian suku ini masuk dalam wilayah Taman Nasional Aketajawe-Lolobata. Suku Togutil sangat bergantung dengan alam, mulai dari kebutuhan bermukim hingga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Meski hidup di dalam hutan, suku ini juga berkebun, biasanya dengan menanam ketela, ubi jalar, pisang, dan pepaya.

6. Suku Nuaulu 

Mayoritas Suku Nuaulu mendiami Pulau Seram bagian selatan. Suku ini terbagi dalam dua kelompok. Yaitu kelompok selatan, yang mendiami enam desa di pantai selatan dan pedalaman Kabupaten Amahai, dan kelompok utara, penghuni dua desa di pantai utara Pulau Seram Tengah. Suku Noaulu masih memercayai agama nenek moyang yang disebut Noaulu atau Nurus.

7. Suku Kei 

Suku Kei adalah salah satu suku bangsa di Maluku yang mendiami Kepulauan Kei, seperti di Pulau Nuhucut, Nuhurowa, Kaidullah, Toyandu, Walir, dan sejumlah pulau kecil di sekitarnya. Para peneliti dari Maluku Tenggara meyakini bahwa suku ini memiliki hubungan kekerabatan dengan orang-orang di Pedawa, Bali.

Suku Ambon di Maluku
Suku Ambon
Selain itu, berikut ini beberapa suku yang mendiami Kepulauan Maluku, yaitu Suku Alifuru, Buru, Sahu, Rana, Tanimbar, Madole, Pagu, Makian, Kao, Buli, Maba, Sawai, Weda, Gane, Kayoa, Bacan, Sula, Ange, Siboyo, Kadai, Galela, Loloda dan Tobaru.

Baca juga: 

Sumber : Berbagai sumber dan referensi yang relevan.


Joko Sunaryanto
Joko Sunaryanto Jangan lupakan jati dirimu. "Sangkan paraning dumadi"

Posting Komentar untuk "Kepulauan Maluku : Latak, Kondisi Geografis dan Kependudukan"