Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Fenomena Microburst : Pengertian, Proses, dan Dampaknya

Istilah "microburst" diungkapkan pertama kali oleh Ted Fujita, yakni seorang peneliti badai yang mengembangkan skala tornado Fujita

Dilansir dari Britannica, T. Theodore Fujita juga yang pertama kali mengidentifikasi keberadaan fenomena microburst pada tahun 1974. Sejak mengidentifikasi fenomena tersebut, ahli meteorologi ini juga menemukan bahwa fenomena microburst turut andil sebagai salah satu penyebab beberapa kecelakaan penerbangan. 

Fenomena Microburst
Microburst
Pengertian

Fenomena microburst adalah peristiwa cuaca yang relatif kecil dan berlangsung beberapa menit, serta berdampak pada wilayah dengan luasan kurang dari 4 kilometer. Sedangkan untuk ledakan angin yang memengaruhi area yang lebih luas, Fujita menggunakan istilah "macroburst".

Secara singkatnya, microburst dapat diartikan sebagai hujan deras lokal seperti air terjun dari langit yang dapat membahayakan bagi kehidupan.

Proses Terjadinya Microburst

Proses terbentuknya fenomena cuaca yang paling umum ini mengarah pada berkembangnya microburst yakni terjebaknya udara kering, sebuah fenomena yang terjadi ketika udara kering bercampur dengan presipitasi di awan petir. 

William Gallus, profesor meteorologi dan prediksi cuaca numerik di departemen ilmu geologi dan atmosfer di Iowa State University, menjelaskan fenomena microburst. Menurutnya, udara dingin lebih berat daripada udara hangat, sehingga gumpalan udara dingin ini dapat terjun ke tanah, dan itu menyebar dengan cepat ketika menyentuh tanah. Pada saat udara dingin dan kering ini ditarik lebih jauh oleh berat presipitasi, ini disebut pemuatan air, dan ini menyebabkan udara turun lebih cepat.

Proses microburst
Proses terjadinya microburst
Fenomena ini umumnya terjadi karena perkembangan badai petir dan tetesan air/batu es yang tertahan di dalam aliran udara ke atas atau updraft. Terkadang updraft begitu kuat sehingga menahan sejumlah besar tetesan dan hujan es ini di bagian atas badai petir.

Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan pendinginan evaporasi (tenggelamnya udara) dan salah satunya karena melemahnya updraft.

Jika hal itu terjadi, maka updraft tidak lagi mampu menahan inti besar hujan/hujan es dalam badai petir. Maka, inti akan jatuh ke tanah. Saat menyentuh tanah, ia menyebar ke segala arah. Lokasi itulah yang akan mengalami microburst dan mengalami angin kencang serta kerusakan.

Jenis Microburst

Ada dua jenis utama semburan microburst, yakni:

  1. Semburan mikro basah
  2. Semburan mikro kering

Microburst basah disertai dengan curah hujan yang signifikan sangat umum terjadi di wilayah Amerika bagian Tenggara selama bulan-bulan musim panas.

Dampak Fenomena Microburst

Dalam beberapa kasus, microburst dapat menyebabkan kerusakan yang luas di lokasi permukaan tanah. Bahkan bisa mengancam jiwa.

Hal ini dikarenakan kecepatan angin dalam microburst dapat mencapai hingga 100 mph atau 160 km/jam. Kecepatan ini setara dengan tornado EF-1.

Baca juga : Angin Tornado

Angin setinggi itu juga dapat menyebabkan kerusakan besar pada rumah dan bangunan lain serta membuat ratusan pohon rata.

Fenomena Microburst dan dampaknya
Microburst dan dampaknya
Adapun untuk mencegah kerusakan atau korban yang timbul, biasanya sebelum microburst berkembang dalam 6-12 jam, sudah dilakukan peramalan.

Ada beberapa parameter atmosfer yang digunakan pengamat cuaca untuk membantu menentukan potensi ledakan microburst pada hari tertentu, terutama selama bulan-bulan musim panas.

Misalnya ketidakstabilan cuaca, air yang dapat diendapkan (PW) tinggi, udara kering di tingkat menengah, dan angin kencang di lapisan kering.

Setelah data ramalan ditafsirkan, akan ada peringatan berdasarkan durasi terjadinya fenomena atau risiko yang mungkin ditimbulkan.

Baca juga : Pembentukan Awan Cumulunimbus

Sumber : berbagai sumber dan referensi yang relevan


Joko Sunaryanto
Joko Sunaryanto Jangan lupakan jati dirimu. "Sangkan paraning dumadi"

Posting Komentar untuk "Fenomena Microburst : Pengertian, Proses, dan Dampaknya"