Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Gunung Api : Pengertian, Klasifikasi dan Tingkatan berdasarkan Aktivitasnya

Pengertian

Gunung berapi atau gunung api atau vulkan secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus. 

Aktivitas Gunung Api
Gunung Api

Klasifikasi gunung berapi berdasarkan aktivitas vulkanik

Gunung-gunung berapi memiliki perbedaan pada tingkat aktivitasnya. Beberapa gunung berapi dapat meletus beberapa kali dalam setahun, tetapi ada pula yang hanya meletus tiap puluhan ribu tahun sekali.

Gunung berapi dapat diklasifikasikan secara informal sebagai aktif, tidur, atau mati, meskipun batasan dari klasifikasi ini tidak begitu jelas

1. Status Aktif

Tidak ada konsensus yang mampu mendefinisikan kapan gunung berapi dikatakan "aktif".Umur dari sebuah gunung berapi bervariasi, mulai dari beberapa minggu hingga jutaan tahun. Umur yang panjang ini terkadang jauh melampaui umur manusia atau bahkan peradaban di Bumi. Contohnya, sebuah gunung berapi telah meletus puluhan kali dalam beberapa ribu tahun terakhir, meskipun gunung tersebut saat ini tidak menunjukkan tanda-tanda aktivitas vulkanik. Kondisi ini merupakan contoh gunung yang sebenarnya aktif, tetapi tampak mati bagi manusia yang berumur jauh lebih pendek dibandingkan gunung tersebut.

Ilmuan biasanya menganggap sebuah gunung berapi mengalami erupsi atau akan mengalami erupsi berdasarkan beberapa faktor seperti aktivitas kegempaan, emisi gas dari gunung, dan sebagainya. Sebagian besar ilmuwan menganggap gunung berapi "aktif" apabila gunung tersebut pernah mengalami erupsi dalam kurun waktu 10.000 tahun (masa holosen), kriteria yang sama juga digunakan oleh Program Global Volcanism Smithsonian. Hingga September 2020, program tersebut mencatat 1420 gunung berapi aktif yang pernah mengalami erupsi pada masa Holosen. Sebagian besar gunung berapi tersebut terletak di Cincin Api Pasifik dan lebih dari 500 juta orang tinggal di dekat gunung berapi.
Dasar lain yang digunakan dalam menentukan apakah gunung berapi aktif atau tidak adalah menggunakan catatan sejarah. Dasar ini sebenarnya menimbulkan masalah baru karena catatan sejarah pada setiap daerah di dunia berbeda-beda. Di Tiongkok dan daerah Mediterania, catatan sejarah mencatat peristiwa yang terjadi hingga 3000 tahun yang lalu, tetapi catatan sejarah di barat laut Amerika Serikat dan Kanada hanya mencatat peristiwa yang terjadi kurang dari 300 tahun yang lalu. Sejarah di Hawaii dan Selandia Baru bahkan hanya mencatat peristiwa yang terjadi sekitar 200 tahun yang lalu.

Hingga tahun 2021, berikut adalah lima dari gunung berapi paling aktif di Indonesia:

  • Gunung Merapi
  • Gunung Sinabung
  • Gunung Anak Krakatau
  • Gunung Agung
  • Gunung Karangetang
  • Gunung Semeru

2. Status Tidur

Gunung berapi tidur adalah gunung berapi yang tidak pernah tercatat mengalami erupsi, tetapi bisa mengalami erupsi lagi di masa mendatang. Gunung berapi dapat tetap bertahan pada status ini dalam waktu yang lama, seperti Yellowstone yang telah berada pada masa istirahat sejak 70.000 tahun yang lalu. 

3. Status Mati

Gunung berapi mati atau padam adalah gunung berapi yang tidak pernah tercatat mengalami erupsi dan kemungkinan tidak akan mengalami erupsi karena tidak lagi memiliki suplai magma. 

Contoh dari gunung berapi mati adalah, Gunung Hohentwiel di Jerman, Gunung Shiprock di New Mexico, dan Gunung Zuidwal di Belanda. Istilah gunung mati sebenarnya masih diperdebatkan karena umur gunung yang jauh lebih panjang daripada umur manusia yang mengamatinya. Beberapa gunung bahkan mengalami erupsi setelah dinyatakan sebagai gunung mati, seperti Gunung Fourpeaked di Alaska yang meletus pada tahun 2006 tanpa adanya catatan aktivitas vulkanik selama masa holosen

Aktivitas Gunung Api
Gunung Api Mati

Tingkat Aktivitas Gunung Api

Tingkat aktivitas gunung berapi di Indonesia terbagi menjadi 4 status atau level sebagai dasar peringatan dini bencana gunung api, yaitu:

1. Normal (Level I)

Level satu atau Normal adalah tidak adanya kelainan pada gunung api seperti perubahan aktivitas berdasarkan pengamatan dari hasil visual, kegempaan atau seismik, dan kejadian vulkanik lainnya.

Dalam tingkat ini, gunung berapi masih dikatakan aman dan tidak meletus hingga waktu tertentu.

2. Waspada (Level II)

Level waspada menunjukkan adanya peningkatan aktivitas gunungapi secara visual atau seismik di atas normal, serta adanya sedikit perubahan aktivitas magma, tektonik, dan hidrotermal.

Gunung api di Indonesia yang menunjukkan level ini ada 17 gunung berapi berstatus waspada.

3. Siaga (Level III)

Status siaga akan diberikan ke gunung berapi yang mengalami peningkatan kegiatan seismik secara intensif, adanya perubahan secara visual atau aktivitas kawah. Pada level ini, perubahan aktivitas gunung berapi cenderung diikuti letusan.

Gunung api aktif yang berstatus siaga di Indonesia yaitu Gunung Ili Lewotolok (NTT), Gunung Merapi (DIY-Jawa Tengah), dan Gunung Sinabung (Sumatera Utara).

4. Awas (Level IV)

Status awas menandakan bahwa gunung api akan segera atau sedang meletus. Menjelang letusan utama, letusan awal pada gunung berapi mulai terjadi dalam bentuk abu atau asap.

Aktivitas Gunung Api
Gunung Ili Lewotolok di NTT

Baca juga : Vulkanisme dan Erupsi

Joko Sunaryanto
Joko Sunaryanto Jangan lupakan jati dirimu. "Sangkan paraning dumadi"

Posting Komentar untuk "Gunung Api : Pengertian, Klasifikasi dan Tingkatan berdasarkan Aktivitasnya "