Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Cengkeh : Sejarah, Jenis, Budidaya, Kandungan dan Manfaatnya

Pengertian

Cengkih atau cengkeh (Syzygium aromaticum) adalah kuncup bunga kering beraroma dari keluarga pohon Myrtaceae

Cengkeh
Bunga Cengkeh

Cengkih adalah tanaman asli Indonesia, banyak digunakan sebagai bumbu masakan pedas di negara-negara Eropa, dan sebagai bahan utama rokok kretek khas Indonesia. 

Cengkih ditanam terutama di Indonesia dan Madagaskar; selain itu juga dibudidayakan di Zanzibar, India, dan Sri Lanka.

Sejarah Cengkih

Awalnya, cengkih hanya tumbuh di 5 pulau kecil di Kepulauan Maluku, yaitu Bacan, Makian, Moti, Ternate dan Tidore. Kemudian, tanaman ini menyebar ke wilayah lainnya di Indonesia.

Cengkih mulai diperdagangkan ke Tiongkok dari sekitar tahun 500 SM dan ke India dari sekitar tahun 200 SM. Pada abad ke-4, pemimpin Dinasti Han dari Tiongkok memerintahkan setiap orang yang mendekatinya untuk sebelumnya menguyah cengkih, agar harumlah napasnya. 

Cengkih menjadi bahan tukar menukar oleh bangsa Arab pada abad pertengahan. Pada akhir abad ke-15, orang Portugis mengambil alih jalan tukar menukar di Samudra Hindia. Bersama itu diambil alih juga perdagangan cengkih dengan Perjanjian Tordesillas dengan Spanyol, selain itu juga dengan perjanjian dengan Kesultanan Ternate. 

Orang Portugis membawa banyak cengkih yang mereka peroleh dari Kepulauan Maluku ke Eropa. 

Perdagangan cengkih akhirnya didominasi oleh orang Belanda pada abad ke-17. Belanda membabat pohon-pohon cengkih untuk membatasi produksi cengkih di luar Ambon melalui pelayaran hongi. 

Akan tetapi, akhirnya Prancis berhasil menyelundupkan cengkih ke Mauritius dan akhirnya tersebar pula ke Penang dan Zanzibar. Hal itu menghancurkan monopoli cengkih oleh Belanda.

Cengkeh
Cengkeh

Jenis atau Varietas

Secara geografis, cengkih memiliki sejumlah varietas, misalnya variaetas Afo, Posi-posi, Siputih, Zanzibar, & Sikotok terdapat di Indonesia.
Cengkih varietas Afo, Posi-posi, dan Zanzibar banyak dijumpai di Pulau Maluku, sedangan cengkih varietas Sikotok dan Siputih banyak dijumpai di Sumatera Barat.
Cengkih Zanzibar memiliki cabang-cabang rendah di batangnya,  daunnya rimbun & berwarna hijau gelap, dan menghasilkan tunas bunga hijau muda. Cabang cengkih Siputih lebih jauh ke atas batang, daunnya tidak rimbun, dan melihat kuncup bunga kuning-hijau.

Berdasarkan morfologinya, cengkih dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis :

  1. Cengkih asli maluku (seperti AFO, Tibobo, Tauro, Sibela, Indari, Air Mata, Dokiri, Daun Buntal) ,
  2. Cengkih liar (seperti Raja, Amahusu, Haria Gunung, Cengkih Hutan Bogor), dan
  3. Cengkih budi daya (seperti Zanzibar, Siputih, Sikotok, Ambon).

Budidaya

Cengkeh
Pohon Cengkeh

  • Pertumbuhan pohon cengkih membutuhkan iklim tropis lembap atau subtropis dengan curah hujan sebesar 2.332 mm/tahun.
  • Pohon cengkih dapat ditanam pada daerah yang jauh dari laut dan memiliki ketinggian 0–1500 m di atas permukaan laut.
  • Pohon cengkih dapat tumbuh optimum pada suhu di sekitar 20-30ยบ C.
  • Pohon cengkih ditumbuhkan baik secara vegetatif lewat stem batang maupun generatif lewat biji. Kultivasi cengkih tidak disarankan dilakukan pada tanah berpasir. Biji cengkih ditaruh di atas permukaan tanah dan dijaga kelembapannya.
  • Cengkih harus ditanam pada tanah yang memiliki pH 4,5-6, drainase yang baik, dan tinggi kandungan senyawa organiknya.

Cengkih baru dapat berproduksi pada umur 7 tahun. Setelah itu, produktivitasnya akan tinggi sejak berumur 10 tahun dan terus meningkat hingga berumur 30 tahun. Setelah berumur 30 tahun ke atas, cengkih akan mengalami penurunan produktivitas. Tingginya produksi pada tahun tertentu biasanya diikuti oleh penurunan produksi pada 1- 2 tahun berikutnya, akibat pola panen besar yang diikuti dua panen kecil.

Kandungan senyawa pada cengkih

Pada cengkih, kandungan senyawa yang terdapat berupa minyak atsiri (eugenol, caryophyllene, furfural, vanillin, methyl salicylate, pyrocatechol, methyl ketone, & valeric aldehydes, eugenin, isoeugenitol, isoeugenitin, eugenitin, tannin, mucilage, sitosterol, estigmaterol, resins, cellulose, pinene, oleanolic acid, & fixed oil).
Selain eugenol, pada cengkih terdapat pula isoeugenol. Isoeugenol adalah cairan minyak berwarna kuning pucat yang diekstraksi dari minyak cengkih dan kayu manis. Isoeugenol bersifat hidrofobik dan larut dalam pelarut organik. Isoeugenol emiliki aroma pedas dan rasa cengkih. Isoeugenol dibuat dari eugenol lewat proses pemanasan.

Manfaat Cengkeh untuk Kesehatan

Cengkeh
Cengkeh kering

Berikut ini adalah berbagai manfaat cengkeh dalam dunia kesehatan:

1. Mengurangi sakit gigi

Minyak cengkeh dipercaya bisa mengatasi nyeri akibat sakit gigi. Hal ini karena kandungan senyawa eugenol di dalam cengkeh mampu mengurangi bengkak dan iritasi di sekitar gigi dan gusi. Cengkeh juga terlihat memiliki efek antioksidan, antikuman, dan antijamur.
Meski demikian, belum ada cukup bukti ilmiah yang mendukung efektivitas manfaat cengkeh dalam meredakan sakit gigi.

2. Membantu mengobati tukak lambung

Tukak lambung terjadi akibat penipisan lendir lambung atau meningkatnya asam lambung yang dipengaruhi oleh beragam faktor, seperti stres dan infeksi. Konsumsi cengkeh pada penderita tukak lambung diduga mampu membantu mengatasi kondisi ini.
Menurut sebuah studi, minyak esensial dari cengkeh bisa meningkatkan produksi lendir lambung. Lendir lambung berfungsi sebagai penghalang yang mencegah terjadinya luka pada dinding lambung oleh cairan asam lambung.
Akan tetapi, efektivitas atau manfaat cengkeh sebagai obat herbal untuk mengatasi gangguan pencernaan, seperti tukak lambung, masih perlu diteliti lebih lanjut.

3. Menghambat pertumbuhan bakteri

Cengkeh memiliki sifat antibakteri yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi. Menurut sebuah penelitian, minyak esensial dari cengkeh efektif membunuh bakteri E.coli yang dapat menyebabkan keracunan makanan.

Tidak hanya itu, cengkeh juga diduga membantu menjaga kesehatan mulut dan menghentikan pertumbuhan berbagai jenis bakteri di mulut. Efek antibakteri dalam cengkeh juga dapat menghambat pertumbuhan kuman di kulit penyebab jerawat.

4. Mengobati ejakulasi dini

Cengkeh juga diduga mampu mengobati ejakulasi dini. Untuk kondisi ini, cengkeh harus dicampurkan dengan bahan-bahan lain dan dioleskan ke kulit penis. Tentunya, manfaat cengkeh ini juga masih membutuhkan bukti dan penelitian lebih lanjut.

5. Menjaga kesehatan liver

Tak hanya mengatasi sakit gigi, kandungan senyawa eugenol di dalam cengkeh juga dipercaya dapat membantu meningkatkan kesehatan liver.
Sebuah penelitian terhadap hewan percobaan mengungkapkan bahwa eugenol diduga dapat meningkatkan fungsi liver, mengurangi peradangan, dan membantu mencegah terjadinya sirosis.

Namun faktanya, penelitian secara klinis mengenai manfaat cengkeh terhadap kesehatan liver manusia masih sangat minim, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memperkuat pernyataan tersebut.

6. Menjaga kesehatan tulang

Pengeroposan tulang yang berkelanjutan dapat menyebabkan terjadinya osteoporosis. Sebuah penelitian melaporkan bahwa senyawa eugenol dalam cengkeh mampu menjaga dan meningkatkan kepadatan tulang.

Selain itu, kandungan mangan dalam cengkeh diyakini dapat membantu proses pembentukan tulang. Meski begitu, manfaat cengkeh untuk menjaga kesehatan tulang juga masih belum terbukti secara klinis.

7. Menurunkan kadar gula darah

Menurut penelitian pada hewan, cengkeh diduga membantu meningkatkan produksi insulin dan menurunkan kadar gula darah sebelum dan setelah makan. Akan tetapi, masih diperlukan studi klinis pada manusia untuk memastikan manfaat cengkeh ini.

Sebelum menggunakannya sebagai obat herbal, perlu diingat bahwa cengkeh juga memiliki efek samping, seperti reaksi alergi, iritasi pada kulit dan gusi, gangguan hati, dan penghambatan terhadap obat pengencer darah.

Cengkeh sebagai obat herbal juga sebaiknya tidak diberikan pada anak-anak, ibu hamil atau menyusui, dan orang yang memiliki gangguan liver.

Baca juga : Kopi dan Teh





Joko Sunaryanto
Joko Sunaryanto Jangan lupakan jati dirimu. "Sangkan paraning dumadi"

Posting Komentar untuk "Cengkeh : Sejarah, Jenis, Budidaya, Kandungan dan Manfaatnya"