Abu Vulkanik : Pengertian dan Efeknya terhadap Kesehatan
Pengertian
Abu vulkanik sering disebut juga pasir vulkanik atau jatuhan piroklastik adalah bahan material vulkanik jatuhan yang disemburkan ke udara saat terjadi suatu letusan.
Umumnya abu vulkanik terdiri dari berbagai jenis batuan, mulai dari yang berukuran kecil hingga yang berukuran sangat besar. Batuan yang berukuran besar (bongkah - kerikil) biasanya jatuh di sekitar kawah sampai radius 5 – 7 km dari kawah, dan yang berukuran halus dapat jatuh pada jarak mencapai ratusan km bahkan ribuan km dari kawah karena dapat terpengaruh oleh adanya hembusan angin. Abu yang halus dapat menyababkan radang paru-paru jika terhirup.
Tumpukan Abu Vulkanik |
Sebagai contoh, abu vulkanik yang disebabkan oleh letusan Gunung Krakatau padah tahun 1883 mengitari bumi berhari-hari. Contoh lainnya adalah material vulkanik yang dikeluarkan oleh letusan Gunung Galunggung pada tahun 1982 yang dapat mencapai Australia.
Abu vulkanik dapat digunakan sebagai bahan pozolan karena mengandung unsur silika dan alumunia sehingga dapat mengurangi penggunaan semen sebagai bahan bangunan. Abu vulkanik juga dapat menyuburkan tanah di sekitar gunung karena banyak mengandung mineral dan unsur-unsur penyubur tanah seperti sulfur dan fosfor.
Efek bahaya dari Abu Vulkanik
Abu vulkanik mengandung berbagai partikel dan gas yang berbahaya seperti aerosol karbondioksida, sulfat (sulfur dioksida), asam hidroflourat dan asam hidroklorik yang memberikan efek berbahaya bagi kesehatan.
Abu vulkanik Gunung Sinabung |
Beberapa bahaya dari abu vulkanik,yaitu:
1. Gangguan pernapasan akut
Dalam studi yang meneliti letusan Gunung Eyjafjallajökull di Islandia berjudul 'Respitory Health Effects of Volanic Ash with Special Reference to Iceland: A Review', terdapat dua potensi dampak abu vulkanik bagi kesehatan tubuh yaitu akut dan kronis. Kondisi ini tergantung dari ukuran partikel dan sifat fisika-kimia pada permmukaan partikel abu vulkanik.
Selain itu, menghirup abu vulkanik bisa memperparah kondisi penyakit yang sudah ada pada paru-paru dan jantung. Seperti misalnya penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), emfisema, dan penyakit paru jangka panjang lainnya.
2. Silikosis
Abu vulkanik juga memiliki risiko jangka panjang silikosi. Ini merupakan kondisi berlebihnya silika di dalam tubuh akibat teralu banyak menghirup abu silika dalam jangka waktu lama. Abu vulkanik sendiri mengandung mineral kuarsa, kartobalit atau tridmit. Zat ini menghasilkan kristal silika bebas atau silikon dioksida (SO₂) yang bisa menyebabkan penyakit silikosis.
3. Iritasi dan alergi
Mengutip dari laman National Health Service UK, selain berpengaruh pada pernapasan, abu vulkanik juga menyebabkan iritasi pada mata dan kulit. Tingkat keparahan ini dipengaruhi oleh konsentrasi abu, lamanya paparan abu, seberapa halus partikel abu, dan tersusun dari apa abu tersebut.
Selain bersifat asam, abu vulkanik juga terdiri dari bermacam debu partikel dan pollen yang bisa menimbulkan alergi. Hal ini berbahaya bagi orang-orang yang memiliki alergi terpapar bahan-bahan tersebut.
4. Berbahaya bagi bayi dan lansia
Terdapat beberapa kelompok yang cukup rentan terhadap paparan abu vulkanik. Menurut ahli National Institutes of Health (NIH), gas dan abu vulkanik berpotensi merusak paru-paru bayi, lansia, dan orang-orang yang mengidap penyakit pernapasan parah.
Baca juga : Gunung Api dan Erupsi
Posting Komentar untuk "Abu Vulkanik : Pengertian dan Efeknya terhadap Kesehatan"