Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Sesar Semarang : Penjelasan, Sejarah Gempa dan Antisipasinya

Penjelasan

Sesar Semarang antara lain Sesar Kaligarang merupakan sesar aktif yang memotong batuan muda yang ada di selatan Kota Semarang dan diperkirakan menerus hingga Laut Jawa. Selain sesar Kaligarang di Semarang juga terdapat sesar lain yang memiliki pola pelurusan yang sama yaitu Sesar Kreo, Sesar Gribik, Sesar Kreo, serta Sesar Karanganyar Gunung. 

Sesar Kaligarang di Semarang
Sesar Kaligarang
Sesar Kaligarang sendiri memiliki laju pergeseran batuan (slip rate) sebesar 4,5 mm per tahun. Nilai slip rate batuan memang relatif sangat kecil, namun jika terakumulasi dalam waktu lama, nilainya dapat bertambah besar dan akan berwujud gempa bumi saat energi dilepaskan.

Sejarah Gempa di Kota Semarang

1. Sesar Semarang pernah timbulkan gempa besar tahun 1865 silam

keberadaan sesar Semarang pernah menimbulkan rentetan gempa yang besar. Masing-masing di Kendal, Semarang dan Ungaran mulai 19 Februari 1856, 22 dan 23 Oktober 1865 silam.

2. Gempa yang diduga diakibatkan oleh Sesar Semarang ini terjadi tanggal 26 September 2019, gempa ini ada di daratan. Lokasinya 17 kilo barat daya Kendal dengan kedalaman 13 kilometer dan kekuatannya 3,3 maghnitudo. Guncangannya skala II MMI yang dirasakan di Kendal, Cepiring, Kaliwungu, Mangkang, Temanggung.

3. Gempa akibat sesar Semarang berpotensi merusak.

Antisipasi Terhadap Aktivitas Sesar Semarang

Kota Semarang terdeteksi dilewati sesar aktif sepanjang 34 kilometer yang mampu menghasilkan gempa berkekuatan 6,5 magnitudo.

Sesar Semarang diperkirakan memiliki pergeseran sebesar 4,5 mm per tahun dengan panjang 34 kilometer. Kita telah menganalisa bahwa potensi sesar yang seperti ini sifatnya patahan naik. Yang harus diantisipasi ialah potensi munculnya magnitudo maksimum yang dapat dihasilkan oleh sesar Semarang yaitu sebesar 6,5 magnitudo.

Kota Semarang
Semarang
Gempa bumi bermagnitudo besar, selain merusak secara langsung juga dapat memicu fenomena likuifaksi. Likuifaksi atau pencairan tanah merupakan fenomena geologi yang terjadi saat tanah yang jenuh atau agak jenus dengan fluida (air) kehilangan kekuatan dan kekakuan akibat adanya tegangan (terjadi gempa bumi) sehingga bangunan menjadi ambles hingga ke pondasinya. Fenomena likuifaksi berpotensi terjadi pada daratan muda yang tanah/sedimennya belum terkompaksi contohnya wilayah Semarang bawah.

Semarang atas memiliki litologi batuan sedimen yang telah terkompaksi, sehingga relatif tidak terpengaruhi likuifaksi jika terjadi gempa bumi namun morfologi yang berbukit-bukit dan lapisan tanah yang tebal dapat berpotensi mengalami longsor. Jika longsor terjadi pada lereng sungai dan membentuk bendung alam, hal tersebut dapat berpotensi memicu banjir bandang jika waktu kejadian bersamaan dengan musim penghujan.

Mempelajari geologi khususnya tentang kebencanaan bukan untuk menimbulkan rasa takut, namun untuk menumbuhkan pemahaman bahwa bencana dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, sehingga kita bisa selalu siaga, waspada, serta bijak dalam bertindak dan mengambil keputusan khususnya tentang tata ruang, lingkungan hidup, dan harmoni dengan alam.

Baca juga : Sesar Opak dan Sesar Cimandiri

Sumber : Berbagai sumber dan referensi yang relevan



Joko Sunaryanto
Joko Sunaryanto Jangan lupakan jati dirimu. "Sangkan paraning dumadi"

Posting Komentar untuk "Sesar Semarang : Penjelasan, Sejarah Gempa dan Antisipasinya"